Wednesday 25 January 2017

Laporan Praktikum HUKUM KESETIMBANGAN DAN TETAPAN KESETIMBANGAN - Kimia Dasar


HUKUM KESETIMBANGAN DAN TETAPAN KESETIMBANGAN
 (Laporan Praktikum Kimia Dasar II)




Oleh
Zelda Amini
1513023006








LABORATORIUM PEMBELAJARAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016



LEMBAR PENGESAHAN

Judul Percobaan          : Hukum Kesetimbangan dan Tetapan Kesetimbangan

Tanggal Percobaan      : 26 April 2016

Tempat Percobaan       : Laboratorium Pembelajaran Kimia

Nama                           : Zelda Amini

NPM                           : 1513023006

Fakultas                       : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Jurusan                        : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Program Studi             : Pendidikan Kimia

Kelompok                   : 4 (Empat)


Bandar Lampung, 26 April 2016       
Mengetahui,                                       
Asisten                                               



I.       PENDAHULUAN
                                 

1.1  Latar Belakang

Di lingkungan sekitar kita sering terjadi reaksi kimia baik yang disadaru maupun tidak. Selama ini reaks-reaksi kimia yang sering dipelajari adalah reaksi satu arah. Sebenarnya, reaksi kimia tidak hanya berlangsung satu arah saja melainkan banyak pula reaksi kimia yang berlangsung bolak-ballik yaitu reaksi yang membentuk keadaan setimbang. Dalam percobaan atau ekseperimen di laboratorium dapat dijumpai beberapa reaksi produknya dapat langsung direaksikan menhadi reaksi kembali.

Dalam hal ini, pereaksi tidak habis bereaksi dan hasil-hasil reaksi dapat kembali lagi membentuk pereaksi pada reaksi kimia, kesetimbangan bersifat dinamis. Artinya saat tercapai kesetimbangan reaksi tidak berhenti, melainkan terus berlangsung. Dengan demikian, reaksi akan berlangsung terus menerus kedua arah dengan laju yang sama. Banyak peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan kesetimbangan kimia sehingga diperlukan pemahaman yang lebih baik mengenai prinsip kesetimbangan kimia, maka dilakukanlah percobaan ini.

1.2  Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah agara mahasiswa dapat :
1.      Menjelaskan pengertian tetapan kesetimbangan kimia
2.      Menuliskan rumusan K dari suatu reaksi ketimbangan.



II.    TINJAUAN PUSTAKA

Pada keadaan setimbang, laju reaksi sama (V1 = V2). Dengan kata lain, laju reaksi ke kanan sama dengan laju reaksi ke kiri. Reaksi kesetimbangan dapat bersifat statis dan dapat pula bersifat dinamis. Reaksi kesetimbangan kimia merupakan contoh reaksi kesetimbangan kimia yang bersifat dinamis. Artinya, saat tercapai kesetimbangan, reaksi tidak berhenti melainkan terus berlangsung saat setimbang zat-zat sebelah kiri saling bereaksi sehingga molekulu-molekul zat di sebelah kiri bertambah, dengan laju yang sama dengan laju reaksi ke kanan. Dengan demikian, reaksi akan berlangsung terus menerus kedua arah dengan laju yang sama.

Terdapat 3 kesetimbangan dalam campuran yaitu :
1.      Kesetimbangan antara gas dengan cair :
H2O(l)                       H2O(g) 
2.      Kesetimbangan antara gas dengan padat :
Fe3O4(s) + 4CO(g)                       3Fe(s) + 4CO2(g)                       
3.      Kesetimbangan antara gas cair dengan padat :
2NaHCO3(s)                     Na2CO3(s) _+ H2O(l) + CO2(g)

Reaksi kesetimbangan adalah reaksi dimana zat-zat hasil reaksi dapat bereaksi kembali untuk membentuk zat-zat seperti sediakala. Ciri khas reaksi ketimbangan adalah zat-zat rusa kiri, tidak pernah habis (Sutrisno, 2003).

Ada beberapa macam keadaan kesetimbangan dua diantaranya sebagai berikut :
1.      Pada suatu cairan menguap dalam wadah tertutup.
Pada suatu waktu tertentu akan terjadi perubahan dari uap ke keadaan yang cair dengan laju yang sama dengan penguapannya. Dengan kata lain, uap mengembung dengan laju yang sama dengan air yang menguap. Sekalipun molekul bolak-balik dalam keadaan uap dan cair. Pada kesetimbangan, tekanan yang disebabkan oleh uap tetap di setiap waktu.
2.      Jika padatan larut dalam pelarut, terdapat suatu titik dimana partikel padat tambahan larut dengan laju yang sama dengan pengendapan padatan yang telah larut. Larutan menjadi jenuh dan konsentrasi tetap sepanjang waktu. Jadi, ciri suatu sistem pada ketimbangan ialah adanya nilau yang tidak pernah berubah dengan berubahnya waktu (Petrucci, 1986).

Henry Louis Le Chattelier, seorang ahli kimia berkebangsaan Perancis, pada tahun 1884 mengemukakan hukum pergeseran kesetimbangan yang selanjutnya dikenal dengan asas le chattelier. Menurut asas ini jika dengan asas ini jika terhadaoat suatu sistem dilakukan suatu tindakan (aksi), sistem kesetimbangan tersebut akan mengalami perubahan (pergeseran) yang cenderung mengurangi aksi tersebut (Sutresna, 2004).


III. PROSEDUR PERCOBAAN

3.1  Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah rak tabung reaksi, tabung reaksi, gelas ukur 25 ml, pipet tetes, botol pencuci, dan bejana gelas 100 ml.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah larutan kalium tiosianat 0,0002 M dan larutan Ferri Klorida 0,2 M.


3.2  Cara Kerja
Adapun prosedur percobaan ini adalah :
1.      Menyediakn 5 tabung reaksi dan member nomor 1,2,3,4, dan 5. Memasukkan masing-masing 5 ml KSCN 0,0002 M ke dalam tabung. Memasukkan 5 ml FeCl3 0,2 M ke dalam tabung pertama yang digunakan sebagai standar.
2.      Mengukur 10 ml FeCl3 0,2 M dan menambahkan air hngga volume 25 ml. Mengukur 5 ml larutan ini dan memasukkan ke dalam tabung reaksi kedua.
3.      10 ml larutan FeCl3 dari tabung 2 ditambah air hingga 25 ml. mengukur 5 ml larutan ini dan memasukkannya ke dalam tabung reaksi ke-3. dengan cara yang sama, melakukannya sampai tabung ke-5 dimana FeCl3 yang digunakan semakin encer. Membandingkan warna larutan dari tabung ke-2 dengan tabung standar agar dapat menghitung FeSCN2+



IV. PEMBAHASAN


Kesetimbangan adalah suatu keadaan dimana laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik dan konsentrasi reaktan dan produk itu tidak lagi berubah seiring berjalannya waktu pada keadaaan suhu tetap. Reaksi berdasarkan arah kesetimbangan terbagi menjadi reversible dan irreversible. Kesetimbangan reversible yaitu suatu keadaan dimana produk dapat bereaksi kembali. sedangkan reaksi irreversible yaitu suatu keadaan dimana produk tidak dapat bereaksi kembali. sedangkan berdasarkan fasa, terbagi menjadi kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen. Kesetimbangan homogen yaitu apabila fasa prosuk dan reaktan adalah sama, sedangkan fasa heterogen adalah apabila fasa antara produk dan reaktannya tidak sama.

Tetapan kesetimbangan merupakan hasil kali dari konsentrasi produk dalam keadaan setimbang dibagi dengan hasil konsentrasi pereaksi dalam keadaan setimbang yang masing-masing konsentrasinya dipangkatkan koefisien pada suhu yang tetap.

Pada percobaan ini untuk membandingkan warna antara tabung standard an tabung lainnya harus melakukan penglihatan dari atas agar dapat terlihat sama. Hal ini disebabkan karena faktor intensitas berkas cahaya. Intensitas cahaya ini berbanding lurus dengan panjangnya jalan berkas cahaya tersebut, Intensitas warna dari larutan FeSCN2+ tersebut akan lebih kecil apabila dilihat dari samping, jika dibandinkan intensitas warna larutan FeSCN2+ jika dilihat dari atas ke bawah.



V.    KESIMPULAN

1.      Warna antara tabung reaksi 12,3,4, dan 5 tidak berbeda jauh namun semakin memudar.
2.      Warna tiap tabung reaksi semakin memudar disebabkan oleh pengenceran larutan Fe3+
3.      Kesetimbangan berdasarkan arahnya terbagi menjadi reversible dan irreversible
4.      Kesetimbangan berdasarkan fasanya terbagi atas kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen.
5.      Untuk membandingkan warna tabung-tabung reaksi harus dilihat dari atas sebab faktor pembiasan cahaya.



DAFTAR PUSTAKA



Anshory. 1997. Kimia. Jakarta  : Erlangga

Petrucci, Ralph. H. 1986. Kimia Dasar I. Jakarta : Erlangga

Sutresna, Nana. 2004. Kimia Sains. Bandung : Grafindo


Sutrisno. 2003. Kimia. Bandung : ITB

Laporan Praktikum LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS GARAM - Kimia Dasar


LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS GARAM
 (Laporan Praktikum Kimia Dasar II)




Oleh
Zelda Amini
1513023006








LABORATORIUM PEMBELAJARAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016




LEMBAR PENGESAHAN

Judul Percobaan          : Larutan Penyangga dan Hidrolisis Garam

Tanggal Percobaan      : 25 Mei 2016

Tempat Percobaan       : Laboratorium Pembelajaran Kimia

Nama                           : Zelda Amini

NPM                           : 1513023006

Fakultas                       : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Jurusan                        : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Program Studi             : Pendidikan Kimia

Kelompok                   : 4 (Empat)


Bandar Lampung, 25 Mei 2016         
Mengetahui,                                       
Asisten                                               



I.       PENDAHULUAN
                                 

1.1  Latar Belakang

Dalam ilmu kimia, jika larutan asam dicampurkan dengan larutan basa maka akan menghasilkan garam dan air. Proses larutnya sebagian garam yang bereaksi dengan air disebut dengan hidrolisis. Terdapat empat jenis garam yaitu garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat, garam yang yang berasal dari asam kuat dan basa lemah, garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat, dan asam lemah dan basa lemah.

Jika suatu garam bereaksi dengan asam lemahnya maupun basa lemahnya, maka garam tersebut dapat mempertahankan pH larutannya. Hal ini disebut dengan larutan penyangga, larutan penyangga dapat mempertahankan pH sebab larutan ini memiliki pasangan asam-basa konjugasi. Sehingga jika ditambahkan sedikit asam atau basa, larutan ini mampu untuk mempertahankan pH nya.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai sifat-sifat dari larutan garam yang terhidrolisis dan mempelajari lebih lanjut tentang apa itu larutan penyangga dan bagaimana caranya larutan tersebut dapat mempertahankan pH. Maka, dilakukanlah percobaan ini.


1.2  Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah:
a.       Membedakan perubahan pH larutan penyangga dan bukan penyangga, akibat penambahan sedikit asam, sedikit basa, atau pengenceran
b.      Menentkan sifat larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat atau laruutan garam yang berasal dari basa lemah dan asam kuat.


II.    TINJAUAN PUSTAKA


Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air. Namun, demikian garam dapat bersifat asam. Garam dapat terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat, asam lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, atau asam lemah dengan basa lemah. Jadi sifat asam basa suatu garam dapat ditentukan kekuatan asam dan basa penyusunnya. Sifat keasaman atau kebebaan garam ini disebabkan oleh sebagian garam yang larut bereaksi dengan air. Proses larutannya sebagian garam beraksi dengan air disebut hidrolisis (hidro yang berarti air dan lisis yang berarti penguraian) (Syukri, 1999). 

 Download File


Ada empat jenis garam, yaitu :
1.      Garam dari asam kuat dan basa kuat
Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan anion garam berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis, sehingga larutan ini bersifat netral. pH = 7
2.      Garam dari Asam kuat dan basa lemah
Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah mengalami hidrolisis garam sebagian (parsial) dalam air. Garam ini mengandung kation asam yang mengalami hidrollisis. LArutan garam ini bersifat asam, pH ,7
3.      Garam dari Asam Lemah dan basa kuat
Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat mengalami hidrolisis parsial dalam air. Garam ini mengandung anion basa yang mengalami hidrolisis. Larutan ini bersifat basa, pH >7
4.      Garam dari Asam lemah dan basa lemah
Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis total (sempurna) dalam air. Baik kation maupun anion dapat terhidrolisis dalam air. Larutan garam ini bersifat asam, basa, atau netral. Hal ini bergantung dari perbandingan kekkuatan asam terhadap basa dalam reaksi dengan air (Rahmat, 2005).

Basa konjugasi adalah ion atau molekul yang dihasilkan setelah asam kehilangan protonnya, sedangkan asam konjugasi adalah spesi yang dihasilkan ketika basa menerima proton. Reaksi ini bersifat reversible dan dapat berjalan terbalik maupun ke depan (Sunarya, 2001).

Larutan buffer adalah larutan yang terdiri dari garam dengan asam lemahnya atau garam dengan basa lemahnya. Komposisi ini menyebabkan larutan memiliki kemampuan untuk mempertahankan pH jika ke dalam ditambahkan sedikit asam atau basa. Hal ini disebabkan larutan penyangga memiliki pasangan asam basa konjugasi (konsep asam basa Bronted-Lowry). Dalam kima, teori Bronsted-Lowry adalah teori mengenai asam basa yang digagaskan oleh Johannes Nicolaus Brosnted dan Thomas Martin Lowry pada tahun 1923 secara terpisah. Dalam teori ini, asam Bronsted didefinisikan sebagai sebuah molekul atau ion yang mampu melepaskan atau mendonorkan kation hydrogen (proton H) dan basa Bronsted sebagai spesi kiimia yang mampu menarik atau menerima kation hidrogenn (proton H) (Purba, Michael, 2000).



III. PROSEDUR PERCOBAAN

3.1  Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, gelas kimia, pipet tetes, kertas lakmus universal, gelas ukur, dan rak tabung reaksi.

 Download File


Sedangkan bahan yang digunakan adalah CH3COOH 1M, NH3 0,1M, NaOH 0,1M, NaCl 0,1M, CH3COONa 0,1M, HCl 0,1M, dan Na2C2O3 1M.


3.2  Prosedur Percobaan

Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada percobaan ini adalah :
A.    Penentuan pH larutan penyangga
1.      Menyiapkan larutan uji sebanyak 50 ml dalam gelas kimia. Larutan tersebut adalah air suling, asam asetat, amoniak, ammonium klorida, asam klorida, dan natrium hidroksida.
2.      Menentukan pH larutan dengan menggunakan kertas lakmus universal.
3.      Mengambil masing-masing 10  ml larutan asetat dan natrium asetat. Kemudian mencampurkan dan menyimpannya.
4.      Mengulangi langkah 3 untuk larutan amoniak dan larutan amoniak klorida
5.      Mengambil sedikit ari suling ke dalam gelas kimia lain. Kemudian mengambil 3 lembar kertas indikator universal. Mencelupkan satu kertas indikator universal ke dalam air suling, menentukan pH. Mengulangi cara pentuan pH ini untuk kedua larutan campuran tadi.
6.      Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan
7.      Menggunakan larutan penyangga yang telah dibuat untuk melakukan percobaan berikut :
·         Menambahkan 1 tetes asam cuka ke dalam campuran larutan penyangga 1. Menentukan pH.
·         Menambahkan 1 tetes NaOH ke dalam campuran larutan penyangga 2. Menentukan pH.
·         Menambahkan 1 tetes NH4OH ke dalam campuran larutan penyangga 3. Menentukan pH.
·         Menambahkan 1 tetes HCl ke dalam campuran larutan penyangga 4. Menentukan pH.
·         Memperhatikan dan mendiskusikan hasil pengamatan

B.     Penentuan pH larutan garam yang mengalami hidrolisis
1.      Menyiapkan plat tetes kering dan bersih
2.      Meneteskan larutan garam NaCl, Na2CO3,CH3COONa, dan NH4CL masing-masing ke plat tetes.Masing-masing larutan di tempatkan pada dua lubang plat
3.      Memasukkan ke dalam masing-masing larutan kertas lakmus merah dan lakmus biru
4.      Menyediakan 3 buah tabung reaksi yang lain. Mengisi masing-masing tabung reaksi dengan 5 ml larutan penyangga 1. Pada tabung 1 tambahkan 1 tetes larutan HCl, pada tabung 2 tambahkan NaOH 1M, dan pada tabung 3 tambahkan 20 tetes air. Menguji pH nya.
5.      Mengulangi langkah 4 dengan menggunakan 5 ml larutan penyangga II. Mencatat hasil pada tabel pengamatan.



IV. PEMBAHASAN


Larutan penyangga adalah campuran asam lemah dengan garamnya yang berasal dari basa kuat atau campuran dari basa lemah dengan garamnya yang berasal dari asam lemah. Prinsip kerja dari larutan penyangga adalah dapat mempertahankan pH, meskipun ditambahkan sedikit asam atau basa ataupun pengenceran. Komponen larutan penyangga terdiri dari larutan penyangga asam dan larutan penyangg basa. Larutan penyangga asam yaitu campuran asam lemah dan garamnya yang berasal dari basa kuat. Sedangkan larutan penyangga basa yaitu campuran antara basa lemah dan garamnya yang berasal dari asam kuat. Larutan penyangga berfungsi untuk mempertahankan pH.

Hidrolisis adalah istilah untuk bereaksinya suatu zat dengan air. Hidrolisis garam adalah reaksi dimana air terhidrolisis oleh garam. Komponen garam yang berasal dari asam/basa lemah akan beraksi dengan air. sehingga yang mengganggu kesetimbagan air itu komponen garam yang berasal dari asam lemah maupun basa lemah. Hidrolisis terbagi menjadi hidrolisis sempurna, hidrolisis sebagian, dan tak terhidrolisis. Garam dapat menghidrolisis sempurna yang apabila terurai dalam air maka ion-ionnya akan mengganggu kesetimbangan air. Hidrolisis sempurna terjadi akibat campuran dari asam lemah dan basa lemah. Contohnya adalah campuran antara CH3COOh dengan NH4OH. Garam dapat menghidrolisis sebagian yang apabila terurai dalam air hanya sebagian ion-ion yang dapat mengganggu kesetimbangan air. Hidrolisis sebagian terdiri dari asam kuat dan basa lemah atau asam lemah dan basa kuat. Contohnya pada percobaan ini yang termasuk hidrolisis sebagian adalah 

 Download File

campuran antara NH4Cl dan campuran antara NaOH dengan CH3COOH menjadi CH3COONa. Sednagkan garam tidak dapat menghidrollisis, yang apabila terurai dalam air membentuk ion tetapi tidak dapat mengganggu kesetimbangan air, yaitu yang terdiri dari asam kuat dan basa kuat. Contohnya pada percobaan ini adalah campuran antara NaOH dan HCl menjadi NaCl.



V.    KESIMPULAN


Adapun kesimpulan dari percobaan ini adlah :
1.      Prinsip kerja dari larutan penyangga adalah dapat mempertahankan pH, meskipun ditambahkan sedikit asam atau basa ataupun pengenceran.
2.      Larutan penyangga asam terdiri dari campuran asam lemah dan garamnya yang berasal dari basa kuat.
3.      Larutan penyangga basa terdiri dari campuran antara basa lemah dan garamnya yang berasal dari asam kuat.
4.      Garam dapat menghidrolisis sempurna yang apabila terurai dalam air maka ion-ionnya akan mengganggu kesetimbangan air.
5.      Garam dapat menghidrolisis sebagian yang apabila terurai dalam air hanya sebagian ion-ion yang dapat mengganggu kesetimbangan air.

 Download File

6.      garam tidak dapat menghidrollisis, yang apabila terurai dalam air membentuk ion tetapi tidak dapat mengganggu kesetimbangan air.


DAFTAR PUSTAKA


Michael, Purba. 2000. Kimia Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Rahmat. 2005. Kimia. Jakarta : Grafindo Media Pratama

Sunarya. 2001. Kimia Dasar.  Bandung : ITB


S. Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung : ITB Press