HUKUM KESETIMBANGAN DAN TETAPAN
KESETIMBANGAN
(Laporan Praktikum Kimia Dasar II)
Oleh
Zelda Amini
1513023006
LABORATORIUM PEMBELAJARAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
LEMBAR PENGESAHAN
Judul
Percobaan : Hukum Kesetimbangan
dan Tetapan Kesetimbangan
Tanggal
Percobaan : 26 April 2016
Tempat
Percobaan : Laboratorium
Pembelajaran Kimia
Nama : Zelda Amini
NPM : 1513023006
Fakultas
: Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Jurusan : Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam
Program
Studi : Pendidikan Kimia
Kelompok
: 4 (Empat)
Bandar Lampung, 26 April 2016
Mengetahui,
Asisten
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Di
lingkungan sekitar kita sering terjadi reaksi kimia baik yang disadaru maupun
tidak. Selama ini reaks-reaksi kimia yang sering dipelajari adalah reaksi satu
arah. Sebenarnya, reaksi kimia tidak hanya berlangsung satu arah saja melainkan
banyak pula reaksi kimia yang berlangsung bolak-ballik yaitu reaksi yang
membentuk keadaan setimbang. Dalam percobaan atau ekseperimen di laboratorium
dapat dijumpai beberapa reaksi produknya dapat langsung direaksikan menhadi
reaksi kembali.
Dalam
hal ini, pereaksi tidak habis bereaksi dan hasil-hasil reaksi dapat kembali
lagi membentuk pereaksi pada reaksi kimia, kesetimbangan bersifat dinamis.
Artinya saat tercapai kesetimbangan reaksi tidak berhenti, melainkan terus
berlangsung. Dengan demikian, reaksi akan berlangsung terus menerus kedua arah
dengan laju yang sama. Banyak peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang
melibatkan kesetimbangan kimia sehingga diperlukan pemahaman yang lebih baik
mengenai prinsip kesetimbangan kimia, maka dilakukanlah percobaan ini.
1.2 Tujuan
Percobaan
Adapun tujuan dari
percobaan ini adalah agara mahasiswa dapat :
1.
Menjelaskan pengertian tetapan
kesetimbangan kimia
2.
Menuliskan rumusan K dari suatu reaksi
ketimbangan.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
Pada keadaan setimbang, laju reaksi sama
(V1 = V2). Dengan kata lain, laju reaksi ke kanan sama
dengan laju reaksi ke kiri. Reaksi kesetimbangan dapat bersifat statis dan
dapat pula bersifat dinamis. Reaksi kesetimbangan kimia merupakan contoh reaksi
kesetimbangan kimia yang bersifat dinamis. Artinya, saat tercapai
kesetimbangan, reaksi tidak berhenti melainkan terus berlangsung saat setimbang
zat-zat sebelah kiri saling bereaksi sehingga molekulu-molekul zat di sebelah
kiri bertambah, dengan laju yang sama dengan laju reaksi ke kanan. Dengan
demikian, reaksi akan berlangsung terus menerus kedua arah dengan laju yang
sama.
Terdapat 3 kesetimbangan dalam campuran
yaitu :
1.
Kesetimbangan antara gas dengan cair :
H2O(l) H2O(g)
2. Kesetimbangan
antara gas dengan padat :
Fe3O4(s)
+ 4CO(g) 3Fe(s) + 4CO2(g)
3.
Kesetimbangan antara gas cair dengan
padat :
2NaHCO3(s) Na2CO3(s) _+
H2O(l) + CO2(g)
Reaksi kesetimbangan
adalah reaksi dimana zat-zat hasil reaksi dapat bereaksi kembali untuk
membentuk zat-zat seperti sediakala. Ciri khas reaksi ketimbangan adalah
zat-zat rusa kiri, tidak pernah habis (Sutrisno, 2003).
Ada beberapa macam
keadaan kesetimbangan dua diantaranya sebagai berikut :
1. Pada
suatu cairan menguap dalam wadah tertutup.
Pada
suatu waktu tertentu akan terjadi perubahan dari uap ke keadaan yang cair
dengan laju yang sama dengan penguapannya. Dengan kata lain, uap mengembung
dengan laju yang sama dengan air yang menguap. Sekalipun molekul bolak-balik
dalam keadaan uap dan cair. Pada kesetimbangan, tekanan yang disebabkan oleh
uap tetap di setiap waktu.
2. Jika
padatan larut dalam pelarut, terdapat suatu titik dimana partikel padat
tambahan larut dengan laju yang sama dengan pengendapan padatan yang telah
larut. Larutan menjadi jenuh dan konsentrasi tetap sepanjang waktu. Jadi, ciri
suatu sistem pada ketimbangan ialah adanya nilau yang tidak pernah berubah
dengan berubahnya waktu (Petrucci, 1986).
Henry Louis Le
Chattelier, seorang ahli kimia berkebangsaan Perancis, pada tahun 1884
mengemukakan hukum pergeseran kesetimbangan yang selanjutnya dikenal dengan
asas le chattelier. Menurut asas ini jika dengan asas ini jika terhadaoat suatu
sistem dilakukan suatu tindakan (aksi), sistem kesetimbangan tersebut akan
mengalami perubahan (pergeseran) yang cenderung mengurangi aksi tersebut
(Sutresna, 2004).
III.
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1
Alat dan Bahan
Adapun
alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah rak tabung reaksi, tabung
reaksi, gelas ukur 25 ml, pipet tetes, botol pencuci, dan bejana gelas 100 ml.
Sedangkan
bahan yang digunakan adalah larutan kalium tiosianat 0,0002 M dan larutan Ferri
Klorida 0,2 M.
3.2 Cara
Kerja
Adapun prosedur percobaan ini adalah :
1.
Menyediakn 5 tabung reaksi dan member
nomor 1,2,3,4, dan 5. Memasukkan masing-masing 5 ml KSCN 0,0002 M ke dalam
tabung. Memasukkan 5 ml FeCl3 0,2 M ke dalam tabung pertama yang
digunakan sebagai standar.
2.
Mengukur 10 ml FeCl3 0,2 M
dan menambahkan air hngga volume 25 ml. Mengukur 5 ml larutan ini dan
memasukkan ke dalam tabung reaksi kedua.
3.
10 ml larutan FeCl3 dari
tabung 2 ditambah air hingga 25 ml. mengukur 5 ml larutan ini dan memasukkannya
ke dalam tabung reaksi ke-3. dengan cara yang sama, melakukannya sampai tabung
ke-5 dimana FeCl3 yang digunakan semakin encer. Membandingkan warna
larutan dari tabung ke-2 dengan tabung standar agar dapat menghitung FeSCN2+
IV. PEMBAHASAN
Kesetimbangan adalah suatu keadaan
dimana laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik dan konsentrasi reaktan
dan produk itu tidak lagi berubah seiring berjalannya waktu pada keadaaan suhu
tetap. Reaksi berdasarkan arah kesetimbangan terbagi menjadi reversible dan
irreversible. Kesetimbangan reversible yaitu suatu keadaan dimana produk dapat
bereaksi kembali. sedangkan reaksi irreversible yaitu suatu keadaan dimana
produk tidak dapat bereaksi kembali. sedangkan berdasarkan fasa, terbagi
menjadi kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen. Kesetimbangan homogen
yaitu apabila fasa prosuk dan reaktan adalah sama, sedangkan fasa heterogen
adalah apabila fasa antara produk dan reaktannya tidak sama.
Tetapan kesetimbangan merupakan hasil
kali dari konsentrasi produk dalam keadaan setimbang dibagi dengan hasil
konsentrasi pereaksi dalam keadaan setimbang yang masing-masing konsentrasinya
dipangkatkan koefisien pada suhu yang tetap.
Pada percobaan ini untuk membandingkan
warna antara tabung standard an tabung lainnya harus melakukan penglihatan dari
atas agar dapat terlihat sama. Hal ini disebabkan karena faktor intensitas
berkas cahaya. Intensitas cahaya ini berbanding lurus dengan panjangnya jalan
berkas cahaya tersebut, Intensitas warna dari larutan FeSCN2+
tersebut akan lebih kecil apabila dilihat dari samping, jika dibandinkan
intensitas warna larutan FeSCN2+ jika dilihat dari atas ke bawah.
V. KESIMPULAN
1.
Warna antara tabung reaksi 12,3,4, dan 5
tidak berbeda jauh namun semakin memudar.
2.
Warna tiap tabung reaksi semakin memudar
disebabkan oleh pengenceran larutan Fe3+
3.
Kesetimbangan berdasarkan arahnya
terbagi menjadi reversible dan irreversible
4.
Kesetimbangan berdasarkan fasanya
terbagi atas kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen.
5.
Untuk membandingkan warna tabung-tabung
reaksi harus dilihat dari atas sebab faktor pembiasan cahaya.
DAFTAR PUSTAKA
Anshory.
1997. Kimia. Jakarta : Erlangga
Petrucci,
Ralph. H. 1986. Kimia Dasar I. Jakarta
: Erlangga
Sutresna,
Nana. 2004. Kimia Sains. Bandung :
Grafindo
Sutrisno.
2003. Kimia. Bandung : ITB