Thursday 2 September 2021

Materi IPA - Klasifikasi Makhluk Hidup Kelas VII SMP/MTS

 Makhluk hidup begitu beragam sehingga manusia melakukan pengelompokan (klasifikasi) untuk mempermudah dalam mempelajari makhluk hidup. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia melakukan pengelompokan makhluk hidup. Para pedagang di pasar misalnya, mengelompokkan buah-buahan ber- dasarkan jenisnya, seperti kelompok jeruk, apel, salak, mangga, dan semangka. Selanjutnya, setiapjenis buah dikelompokkan lagi, misalnya salak pondoh, salak medan, apel malang, dan mangga harum manis. Semua itu dilakukan agar pembeli mudah mengenali dan memilih buah yang diinginkan.

Di bidang biologi, para ahli biologi telah berhasil menciptakan sis- tem klasifikasi berdasarkan ciri yang terdapat pada makhluk hidup. Klasifikasi merupakan suatu cara yang sistematis dalam mempelajari objek (misalnya makhluk hidup) dengan melihat persamaan dan per- bedaan ciri makhluk hidup. Ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi makhluk hidup disebut taksonomi. Pelopor taksonomi adalah Carolus Linnaeus. Berkat jasanya, beliau dijuluki sebagai bapak taksonomi dan cara klasifikasi yang dibuatnya tetap digunakan sampai sekarang.

1. Tahapan Klasifikasi

Dalam melakukan klasifikasi, Linnaeus terlebih dahulu melakukan identifikasi ciri suatu makhluk hidup. Seluruh ciri yang ada, baik ciri anatomi, fisiologi, morfologi, maupun tingkah laku; dicatat dan dipe- lajari. Setelah itu, dilanjutkan dengan pengelompokan berdasarkan persamaan ciri yang telah diamati. Makhluk hidup yang mempunyai ciri yang sama dikelompokkan dalam satu kelompok. Misalnya, ayam dikelompokkan dalam satu kelompok dengan burung karena memiliki persamaan, yaitu tubuh ditutupi bulu, bernapas dengan paru-paru, berparuh, dan mempunyai empat ruang jantung. Apabila dalam satu kelompok ditemukan perbedaan ciri, makhluk hidup tersebut dipisahkan menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil lagi. 

2. Urutan Takson dalam Klasifikasi 

Dalam sistem klasifikasi, makhluk hidup terbagi menjadi beberapa tingkatan atau takson. Dalam takson, makhluk hidup dikelompokkan berdasarkan persamaan ciri yang paling umum sampai yang paling khusus. Semakin banyak persamaan ciri yang dimiliki antarmakhluk hidup, semakin dekat kekerabatannya. Sebaliknya, semakin sedikit persamaan ciri yang dimilikinya, semakin jauh kekerabatannya. Susunan takson tersebut, yaitu dunia (kingdom) → divisi (tumbuhan) atau filum (hewan) → kelas → bangsa (ordo) → suku (famili) → marga (genus) → jenis (spesies). Contoh susunan takson dalam klasifikasi adalah sebagai berikut.


3. Kunci Identifikasi 

Kunci identifikasi merupakan petunjuk yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelompok maupun jenis organisme. Di dalam kunci identifikasi, tercantum ciri organisme yang akan diidentifikasi. Setiap ciri yang tercantum di dalam kunci identifikasi bersifat spesifik, artinya hanya dimiliki oleh kelompok atau jenis organisme tertentu dan tidak dimiliki oleh kelompok atau jenis organisme lain. Contoh kunci identifikasi adalah sebagai berikut.


4. Metode Penamaan Ilmiah 
Untuk membuat nama ilmiah suatu makhluk hidup, Linnaeus meng- cunakan sistem binomial nomenklatur (sistem tata nama ganda), dengan aturannya sebagai berikut. 
a. Setiap makhluk hidup memiliki nama jenis (spesies) yang terdiri atas dua kata Latin. 
b. Kata pertama menunjukkan genus dan penulisannya diawali huruf besar, sedangkan kata kedua menunjukkan spesies dan penulisannya diawali huruf kecil. 
C. Penulisan nama ilmiah makhluk hidup dicetak miring atau diberi garis bawah. Contoh: padi (Oryza sativa) dan ketela pohon (Manihot utilissima). Selain kedua contoh tersebut, terdapat pula makhluk hidup yang diberi nama dengan tiga huruf. Kata ketiga dapat berarti varietas atau inisial nama penemunya. Misalnya pada Oryza sativa glutinosa (ketan hitam), glutinosa merupakan varietas dan pada Solanum lycopersicum L, huruf L merupakan inisial penemunya, yaitu Linnaeus.
5. Mạnfaat Klasifikasi
Keuntungan dibuatnya sistem klasifikasi makhluk hidup adalah sebaoa berikut. 
a. Memudahkan untuk mengenal makhluk  hidup.
b. Memudahkan untuk mempelajari makhluk hidup. 
C. Mengetahui adanya hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup, 

Pengelompokan makhluk hidup secara umum dapat dibuat dengan memerhatikan kriteria sebagai berikut. 
a Habitat, misalnya di darat, di air, di daerah kering, atau di daerah lembap. 
b. Cara berkembang biak, yaitu secara generatif (seksual) atau vegetatif (aseksual). 
Untuk mengelompokkan tumbuhan, kriteria berikut juga perlu diperhatikan. 
a.Habitus atau perawakan tumbuhan, misalnya tegak, menjalar, atau merambat. 
b. Bentuk dan ukuran daun, misalnya bulat atau memanjang seperti pita, tepi daun halus atau bergerigi, daun kecil atau besar, dan daun tebal atau tipis. 
C. Letak bakal biji, yaitu di dalam bakal buah atau tidak dibungkus bakal buah. 
d. Jumiah keping biji, yaitu berkeping satu atau berkeping dua. 
Untuk mengelompokkan hewan, kriteria berikut juga perlu diperhatikan. a. Permukaan atau penutup tubuh, yaitu memiliki rambut, bulu, atau sisik. 
b. Anggota gerak, yaitu berupa sirip, sayap, atau kaki, serta memiliki dua kaki atau empat kaki. 
c. Alat pernapasan, misalnya berupa insang atau paru-paru. 
d. Kerangka/skeleton, yaitu di luar (eksoskeleton) atau di dalam (endoskeleton), 
e. Tulang belakang, yaitu memiliki tulang belakang atau tidak memiliki tulang belakang. 
f. Jenis makanan, misalnya memakan tumbuhan, daging, atau memakan semua jenis makanan. 
g. Waktu mencari makan, yaitu mencari makan di siang hari atau di malam hari.


Sunday 29 August 2021

Materi IPA - Ciri-Ciri Benda Tak Hidup Kelas VII SMP/MTS

Benda tak hidup merupakan substansi yang tidak menjalankan proses kehidupan. Ciri-ciri benda tak hidup tentunya berlawan an dengan ciri-ciri makhluk hidup seperti yang telah dikemukakan sebelumnya. Ciri-ciri benda tak hidup, di antaranya sebagai berikut:

1.Tidak dapat bergerak.

Benda tak hidup tidak dapat bergerak, kecuali jika ada pengaruh dari luar. Contohnya batu bergerak karena didorong atau dilempar. 

2. Tidak mengadakan metabolisme. 

Benda tak hidup tidak memerlukan nutrisi serta tidak melakukan kegiatan respirasi, sintesis, dan ekskresi. 

3. Tidak melakukan reproduksi. 

Benda tak hidup tidak melakukan usaha untuk mempertahankan keberadaannya (eksistensinya). Jadi, benda mati tidak melakukan kegiatan regulasi, reproduksi, adaptasi, dan evolusi. 

4. Tidak ada tanggapan terhadap rangsang.

Benda tak hidup tidak mempunyai tanggapan terhadap rangsang yang diterimanya. Jadi, benda tak hidup akan diam saja, meskipun mendapat rangsang bertubi-tubi dari luar. 

Dengan memahami ciri-ciri makhluk hidup dan benda tak hidup seperti diuraikan tersebut, kita dapat membedakan antara makhluk hidup dan benda tak hidup dengan mudah. Kita dapat menyebut bahwa batu adalah benda tak hidup, sedangkan kucing adalah makhluk hidup. Mengapa kita dapat menyatakan bahwa batu adalah benda tak hidup dan kucing adalah makhluk hidup? Hal ini tentu berdasarkan ciri-ciri yang dapat digunakan untuk membedakan antara makhluk hidup dan benda tak hidup.


Sifat-sifat umum yang dapat dipakai untuk membedakan antara makhluk hidup dan benda mati adalah sebagai berikut. 

1. Bentuk dan ukuran

Makhluk hidup mempunyai bentuk dan ukuran tertentu, sedangkan benda tak hidup tidak. Contohnya batu ada yang sebesar butiran pasir, tetapi ada jue yang sebesar gunung, sedangkan kucing mempunyai bentuk dan ukuran tertentu. 

2. Organisasi Setiap makhluk hidup terdiri atas sel-sel. 

Sel-sel yang memilik bentuk dan fungsi yang sama akan membentuk jaringan, sedangkan sekumpulan jaringan akan membentuk organ. Sekumpulan organ. organ akan membentuk sistem organ. Sekumpulan sistem organ akan membentuk makhluk hidup (organisme). Sementara itu benda tak hidup terdiri atas unsur pokok penyusunnya. 

3. Komposisi kimia

Makhluk hidup mempunyai komposisi kimia tertentu, yaitu terdiri atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (0), nitrogen (N) belerang atau sulfur (S), fosforus (P), dan sedikit mineral. Sementara itu, benda tak hidup memiliki komposisi kimia tidak tertentu. 

4. Metabolisme 

Pada makhluk hidup terjadi pengambilan dan penggunaan makanan atau nutrisi, pernapasan (respirasi), sekresi, dan ekskresi. Sementara itu, benda tak hidup tidak mengalami hal-hal tersebut. 

5. Iritabilitas 

Makhluk hidup dapat memberikan reaksi terhadap adanya perubahan di sekitarnya, misalnya cahaya, gesekan, kelembapan, dan suhu. Sementara itu, benda tak hidup tidak memberikan reaksi. 

6. Reproduksi 

Pada makhluk hidup terdapat kemampuan untuk membuat makhluk hidup itu menjadi banyak sehingga kelestarian jenisnya terjamin. Sementara itu, benda tak hidup tidak memiliki kemampuan tersebut. 

7. Tumbuh dan mempunyai daur hidup

Setiap makhluk hidup mempunyal proses tumbuh dan berkembang proses tersebut.

Thursday 26 August 2021

Materi IPA - Klasifikasi Makhluk Hidup dan Benda Tak Hidup (Ciri-ciri Makluk Hidup) Kelas VII SMP/MTS

 Berdasarkan pengetahuan dan pengalamanmu, kamu tentu dapat menentukan dengan cepat bahwa manusia, kucing, nyamuk, pohon mangga, dan tanaman padi merupakan makhluk hidup. Sebaliknya, tanah, batu, kursi, dan sepatu merupakan benda tak hidup. Akan tetapi, tidak semua benda mudah dikelompokkan sebagai makhluk hidup atau benda tak hidup. Sebagai contoh, kita sering kali kesulitan untuk memastikan apakah virus termasuk makhluk hidup atau benda tak hidup. Untuk dapat menentukan apakah sebuah benda termasuk makhluk hidup atau benda tak hidup, kita harus mengetahui ciri-ciri benda tersebut. Setiap makhluk hidup mempunyai ciri-ciri makhluk hidup. Apa saja ciri-ciri makhluk hidup yang membedakannya dengan benda tak hidup? Jika kamu memerhatikan tumbuhan dan hewan yang ada di sekitarmu, kamu dapat melihat keanekaragaman tumbuhan dan hewan. Keanekaragamannya tidak terbatas pada penampilan fisik saja, tetapi juga terlihat pada struktur tubuh, tingkah laku, dan interaksinya dengan yang lain. Untuk mempermudah pengenalan dan pembelajarannya, maka makhluk hidup diklasifikasikan. Bagaimana cara pengklasifikasiannya? Kamu dapat menemukan jawabannya setelah mempelajari bab ini.

A.Ciri-ciri Makhluk Hidup

1. Bergerak

Semua makhluk hidup dapat bergerak. Manusia dan hewan dapat bergerak bebas atau pindah tempat. Untuk bergerak, manusia dan hewan memerlukan sarana bantu untuk bergerak yang disebut alat gerak. Alat gerak dapat berupa kaki untuk berlari, sirip untuk berenang, atau sayap untuk terbang. Lihat Gambar 2.1.
Sebaliknya, pergerakan pada tumbuhan dilakukan oleh sebagian tubuhnya sehingga tidak terlihat adanya perpindahan tempat. Contoh gerak tumbuhan adalah ujung batang bergerak ke arah datangnya cahaya, akar bergerak ke bawah menembus tanah, dan daun putri malu akan menguncup ketika disentuh. Lihat Gambar 2.2.

2. Memerlukan Makanan

Makanan dan air merupakan kebutuhan bagi semua makhluk hidup. Makanan berfungsi untuk menghasilkan energi, pertumbuhan, dan mengganti sel tubuh yang rusak. Air berfungsi sebagai zat pelarut di dalam tubuh. Setiap makhluk hidup mempunyai cara yang berbeda-beda untuk mendapatkan makanan. Tumbuhan hijau dapat menyusun makanannya sendiri dari air (H,O) dan karbon dioksida (CO,) dengan bantuan sinar matahari melalui proses yang disebut fotosintesis. Hasil fotosintesis berupa zat tepung atau karbohidrat. Fotosintesis juga menghasilkan oksigen (lihat Gambar 2.3).

Oleh karena kemampuannya untuk membuat makanan sendiri berupa bahan organik, tumbuhan disebut sebagai makhluk hidup autotrof. Makhluk hidup juga ada yang bersifat heterotrof, yaitu makhluk hidup yang menggunakan bahan organik sebagai sumber makanan- nya. Contohnya adalah manusia dan hewan. Manusia memakan tumbuhan dan hewan. Hewan memakan tumbuhan dan hewan lainnya. Lihat Gambar 2.4.

3. Peka terhadap rangsang (iritabilitas)

Semua makhluk hidup dapat bereaksi terhadap perubahan yang terjadi di sekitarnya. Reaksi ini timbul jika ada rangsang dari lingkungan. Rangsang dapat berupa cahaya, panas, dingin, bau dari gas, sentuhan. gravitasi, rasa, dan lain-lain. Manusia dan hewan menggunakan indra untuk mengenali adanya rangsang. Misalnya, mata peka terhadap rangsang cahaya, telinga peka terhadap getaran suara, hidung peka terhadap bau, kulit peka terhadap sentuhan atau tekanan, dan lidah peka terhadap rasa zat. Lihat Gambar 2.5.

Tumbuhan tidak memiliki indra seperti pada manusia dan hewan, tetapi peka terhadap rangsang. Misalnya, ujung batang selalu menghadap ke arah datangnya cahaya, ujung akar tumbuh ke bawah karena gaya gravitasi, dan putri malu akan mengatupkan daunnya jika disentuh. Sifat mampu menanggapi rangsang yang datang dari lingkungan disebut iritabilitas. Lihat Gambar 2.6.

4. Bernapas

Bernapas (respirasi) merupakan proses mengambil oksigen dari lingkungan dan mengeluarkan gas karbon dioksida dari tubuh. Oksigen digunakan untuk mengubah zat makanan menjadi energi secara kimiawi. Energi yang dihasilkan digunakan untuk berbagai aktivitas tubuh. Manusia bernapas dengan paru-paru. Hewan yang hidup di darat juga bernapas dengan paru-paru, misalnya kucing, kelinci, ayam, burung, dan sapi. Hewan air umumnya bernapas dengan insang, misalnya ikan gurami, ikan tuna, dan ikan hiu. Ada pula hewan air yang bernapas dengan paru-paru, tetapi dapat bertahan lama di dalam air. Misalnya penyu, paus, lumba-lumba, dan duyung, yang merupakan kelompok hewan mamalia air. Beberapa kelompok hewan memiliki alat pernapasan yang masih sederhana. Misalnya cacing tanah bernapas dengan kulit dan serangga bernapas dengan trakea. Bagaimana pernapasan pada tumbuhan? Tumbuhan bernapas mengambil oksigen melalui lubang-lubang kecil pada daun yang disebut stomata. Selain itu, udara pernapasan juga keluar masuk melalui lubang- lubang kecil pada batang yang disebut lentisel. Lihat Gambar 2,7.

5. Tumbuh

Semua makhluk hidup mengalami pertumbuhan, mulai dari kecil hingga menjadi besar. Bayi yang kecil waktu baru lahir, akan tumbuh remaja, dan kemudian menjadi dewasa (lihat Gambar 2.8).

Anak hewan yang semula kecil lambat laun tumbuh menjadi besar seperti induknya. Biji yang ditanam akan tumbuh menjadi kecambah dan kemudian menjadi tanaman yang lebih besar (lihat Gambar 2.9). Dengan kata lain, tumbuh merupakan pertambahan ukuran tubuh yang tidak dapat kembali lagi ke ukuran semula. Pertambahan ukuran tersebut terjadi karena adanya penambahan jumlah dan pembesaran sel-sel penyusun tubuh. Untuk tumbuh, makhluk hidup memerlukan makanan atau nutrisi. Dari makananlah, makhluk hidup mendapatkan energi dan zat penyusun tubuh.

6. Mengeluarkan zat sisa (ekskresi)


Setelah berolahraga, tubuhmu berkeringat. Demikian pula saat udara terasa panas, tubuhmu berkeringat. Sebaliknya, saat udara dingin, kamu lebih sering buang air kecil mengeluarkan urine. Keringat yang mengandung garam mineral dan urine merupakan contoh zat sisa yang dikeluarkan makhluk hidup. Ada pula karbon dioksida dan uap air yang dikeluarkan sebagai zat sisa dari proses respirasi. Pengeluaran zat sisa oleh makhluk hidup disebut ekskresi. Ekskresi sangat diperlukan karena zat sisa bersifat racun sehingga jika tidak dikeluarkan akan mengganggu kinerja tubuh. Makhluk hidup memiliki alat ekskresi yang berbeda-beda. Tumbuhan mengeluarkan karbon dioksida dan uap air melalui stomata dan lentisel. Manusia mengeluarkan urine melalui ginjal; karbon dioksida dan uap air melalui paru-paru; air dan garam mineral melalui kulit berupa keringat. Lihat Gambar 2.11.


7. Berkembang Biak (Reproduksi)

Induk kucing melahirkan anak kucing. Induk kuda melahirkan anak kuda dan induk sapi melahirkan anak sapi. Dari satu individu berkembang menjadi banyak individu. Itulah yang disebut berkembang biak (reproduksi). Makhluk hidup dapat berkembang biak. Tujuan makhluk hidup berkembang biak adalah untuk melestarikan jenisnya. Cara berkembang biak makhluk hidup berbeda-beda. Perkembangbiakan dapat terjadi secara kawin (seksual, generatif) dan tak kawin (aseksual, vegetatif). Reproduksi generatif merupakan reproduksi dengan cara meleburkan sel telur dengan sel sperma. Reproduksi vegetatif merupakan reproduksi tanpa adanya peleburan sel telur dengan sel sperma. Manusia berkembang biak secara generatif. Hewan dan tumbuhan ada yang berkembang biak secara generatif dan ada vang vegetatif. Reproduksi vegetatif dapat terjadi melalui pertunasan, contohnya pohon pisang, setek, contonnya pohon mangga; atau umbi, contohnya pohon singkong.

8. Beradaptasi

Pernahkah kamu memerhatikan bagaimana anjing dan kucing tidur? Mereka menggulungkan badannya, bukan? Apakah hewan tersebut menggulungkan badannya pada hari panas? Perhatikan bahwa unta menyimpan lemak sebagai cadangan makanan di punuknya. Kaktus memiliki daun berbentuk duri untuk mengurangi penguapan air di lingkungannya yang panas. Teratai memiliki daun yang lebar untuk mempercepat penguapan air di lingkungannya yang berair. Pohon jati akan menggugurkan daunnya pada musim kemarau untuk mengurangi penguapan. Semua contoh tersebut merupakan bukti bahwa makhluk hidup dapat menyesuaikan diri atau dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Kemampuan beradaptasi membuat makhluk hidup dapat bertahan hidup di lingkungannya. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa makhluk hidup mempunyai persamaan sifat atau ciri. Ciri tersebut adalah bernapas (respirasi), memerlukan makanan (nutrisi), tumbuh, mengeluarkan zat sisa (ekskresi), berkembang biak (reproduksi), dan beradaptasi dengan lingkungannya. bergerak, bereaksi terhadap rangsang (iritabilitas), memerlukan makanan (nutrisi), tumbuh, mengeluarkan zat sisa (ekskresi), berkembang biak (reproduksi), dan berkembang biak dengan lingkungannya