LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS
GARAM
(Laporan Praktikum Kimia Dasar II)
Oleh
Zelda Amini
1513023006
LABORATORIUM PEMBELAJARAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
LEMBAR PENGESAHAN
Judul
Percobaan : Larutan Penyangga dan
Hidrolisis Garam
Tanggal
Percobaan : 25 Mei 2016
Tempat
Percobaan : Laboratorium
Pembelajaran Kimia
Nama : Zelda Amini
NPM : 1513023006
Fakultas
: Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Jurusan : Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam
Program
Studi : Pendidikan Kimia
Kelompok
: 4 (Empat)
Bandar Lampung, 25 Mei 2016
Mengetahui,
Asisten
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam
ilmu kimia, jika larutan asam dicampurkan dengan larutan basa maka akan
menghasilkan garam dan air. Proses larutnya sebagian garam yang bereaksi dengan
air disebut dengan hidrolisis. Terdapat empat jenis garam yaitu garam yang
berasal dari asam kuat dan basa kuat, garam yang yang berasal dari asam kuat
dan basa lemah, garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat, dan asam
lemah dan basa lemah.
Jika
suatu garam bereaksi dengan asam lemahnya maupun basa lemahnya, maka garam
tersebut dapat mempertahankan pH larutannya. Hal ini disebut dengan larutan
penyangga, larutan penyangga dapat mempertahankan pH sebab larutan ini memiliki
pasangan asam-basa konjugasi. Sehingga jika ditambahkan sedikit asam atau basa,
larutan ini mampu untuk mempertahankan pH nya.
Untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai sifat-sifat dari larutan garam yang
terhidrolisis dan mempelajari lebih lanjut tentang apa itu larutan penyangga
dan bagaimana caranya larutan tersebut dapat mempertahankan pH. Maka,
dilakukanlah percobaan ini.
1.2 Tujuan
Percobaan
Adapun
tujuan dari percobaan ini adalah:
a.
Membedakan perubahan pH larutan
penyangga dan bukan penyangga, akibat penambahan sedikit asam, sedikit basa,
atau pengenceran
b.
Menentkan sifat larutan garam yang
berasal dari asam lemah dan basa kuat atau laruutan garam yang berasal dari
basa lemah dan asam kuat.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
Pencampuran larutan asam dengan larutan
basa akan menghasilkan garam dan air. Namun, demikian garam dapat bersifat
asam. Garam dapat terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat, asam lemah dengan
basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, atau asam lemah dengan basa lemah. Jadi
sifat asam basa suatu garam dapat ditentukan kekuatan asam dan basa
penyusunnya. Sifat keasaman atau kebebaan garam ini disebabkan oleh sebagian
garam yang larut bereaksi dengan air. Proses larutannya sebagian garam beraksi
dengan air disebut hidrolisis (hidro yang berarti air dan lisis yang berarti
penguraian) (Syukri, 1999).
Download File
Ada empat jenis garam, yaitu :
1.
Garam dari asam kuat dan basa kuat
Asam
kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan anion garam
berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis, sehingga larutan ini
bersifat netral. pH = 7
2.
Garam dari Asam kuat dan basa lemah
Garam
yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah mengalami hidrolisis garam
sebagian (parsial) dalam air. Garam ini mengandung kation asam yang mengalami
hidrollisis. LArutan garam ini bersifat asam, pH ,7
3.
Garam dari Asam Lemah dan basa kuat
Garam
yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat mengalami hidrolisis parsial dalam
air. Garam ini mengandung anion basa yang mengalami hidrolisis. Larutan ini
bersifat basa, pH >7
4.
Garam dari Asam lemah dan basa lemah
Asam lemah
dengan basa lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis total (sempurna)
dalam air. Baik kation maupun anion dapat terhidrolisis dalam air. Larutan
garam ini bersifat asam, basa, atau netral. Hal ini bergantung dari
perbandingan kekkuatan asam terhadap basa dalam reaksi dengan air (Rahmat,
2005).
Basa konjugasi adalah ion atau molekul
yang dihasilkan setelah asam kehilangan protonnya, sedangkan asam konjugasi
adalah spesi yang dihasilkan ketika basa menerima proton. Reaksi ini bersifat
reversible dan dapat berjalan terbalik maupun ke depan (Sunarya, 2001).
Larutan buffer adalah larutan yang
terdiri dari garam dengan asam lemahnya atau garam dengan basa lemahnya.
Komposisi ini menyebabkan larutan memiliki kemampuan untuk mempertahankan pH
jika ke dalam ditambahkan sedikit asam atau basa. Hal ini disebabkan larutan
penyangga memiliki pasangan asam basa konjugasi (konsep asam basa
Bronted-Lowry). Dalam kima, teori Bronsted-Lowry adalah teori mengenai asam
basa yang digagaskan oleh Johannes Nicolaus Brosnted dan Thomas Martin Lowry
pada tahun 1923 secara terpisah. Dalam teori ini, asam Bronsted didefinisikan
sebagai sebuah molekul atau ion yang mampu melepaskan atau mendonorkan kation
hydrogen (proton H) dan basa Bronsted sebagai spesi kiimia yang mampu menarik
atau menerima kation hidrogenn (proton H) (Purba, Michael, 2000).
III. PROSEDUR
PERCOBAAN
3.1 Alat
dan Bahan
Adapun
alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, gelas kimia, pipet
tetes, kertas lakmus universal, gelas ukur, dan rak tabung reaksi.
Download File
Sedangkan
bahan yang digunakan adalah CH3COOH 1M, NH3 0,1M, NaOH
0,1M, NaCl 0,1M, CH3COONa 0,1M, HCl 0,1M, dan Na2C2O3
1M.
3.2 Prosedur
Percobaan
Adapun
langkah-langkah yang dilakukan pada percobaan ini adalah :
A.
Penentuan pH larutan penyangga
1. Menyiapkan
larutan uji sebanyak 50 ml dalam gelas kimia. Larutan tersebut adalah air
suling, asam asetat, amoniak, ammonium klorida, asam klorida, dan natrium
hidroksida.
2. Menentukan
pH larutan dengan menggunakan kertas lakmus universal.
3. Mengambil
masing-masing 10 ml larutan asetat dan
natrium asetat. Kemudian mencampurkan dan menyimpannya.
4. Mengulangi
langkah 3 untuk larutan amoniak dan larutan amoniak klorida
5. Mengambil
sedikit ari suling ke dalam gelas kimia lain. Kemudian mengambil 3 lembar
kertas indikator universal. Mencelupkan satu kertas indikator universal ke
dalam air suling, menentukan pH. Mengulangi cara pentuan pH ini untuk kedua
larutan campuran tadi.
6. Mencatat
hasil pengamatan pada tabel pengamatan
7. Menggunakan
larutan penyangga yang telah dibuat untuk melakukan percobaan berikut :
·
Menambahkan 1 tetes asam cuka ke dalam
campuran larutan penyangga 1. Menentukan pH.
·
Menambahkan 1 tetes NaOH ke dalam
campuran larutan penyangga 2. Menentukan pH.
·
Menambahkan 1 tetes NH4OH ke
dalam campuran larutan penyangga 3. Menentukan pH.
·
Menambahkan 1 tetes HCl ke dalam
campuran larutan penyangga 4. Menentukan pH.
·
Memperhatikan dan mendiskusikan hasil
pengamatan
B.
Penentuan pH larutan garam yang
mengalami hidrolisis
1. Menyiapkan
plat tetes kering dan bersih
2. Meneteskan
larutan garam NaCl, Na2CO3,CH3COONa, dan NH4CL
masing-masing ke plat tetes.Masing-masing larutan di tempatkan pada dua lubang
plat
3. Memasukkan
ke dalam masing-masing larutan kertas lakmus merah dan lakmus biru
4. Menyediakan
3 buah tabung reaksi yang lain. Mengisi masing-masing tabung reaksi dengan 5 ml
larutan penyangga 1. Pada tabung 1 tambahkan 1 tetes larutan HCl, pada tabung 2
tambahkan NaOH 1M, dan pada tabung 3 tambahkan 20 tetes air. Menguji pH nya.
5. Mengulangi
langkah 4 dengan menggunakan 5 ml larutan penyangga II. Mencatat hasil pada
tabel pengamatan.
IV. PEMBAHASAN
Larutan penyangga adalah campuran asam
lemah dengan garamnya yang berasal dari basa kuat atau campuran dari basa lemah
dengan garamnya yang berasal dari asam lemah. Prinsip kerja dari larutan
penyangga adalah dapat mempertahankan pH, meskipun ditambahkan sedikit asam
atau basa ataupun pengenceran. Komponen larutan penyangga terdiri dari larutan
penyangga asam dan larutan penyangg basa. Larutan penyangga asam yaitu campuran
asam lemah dan garamnya yang berasal dari basa kuat. Sedangkan larutan
penyangga basa yaitu campuran antara basa lemah dan garamnya yang berasal dari
asam kuat. Larutan penyangga berfungsi untuk mempertahankan pH.
Hidrolisis adalah istilah untuk
bereaksinya suatu zat dengan air. Hidrolisis garam adalah reaksi dimana air
terhidrolisis oleh garam. Komponen garam yang berasal dari asam/basa lemah akan
beraksi dengan air. sehingga yang mengganggu kesetimbagan air itu komponen
garam yang berasal dari asam lemah maupun basa lemah. Hidrolisis terbagi
menjadi hidrolisis sempurna, hidrolisis sebagian, dan tak terhidrolisis. Garam
dapat menghidrolisis sempurna yang apabila terurai dalam air maka ion-ionnya
akan mengganggu kesetimbangan air. Hidrolisis sempurna terjadi akibat campuran
dari asam lemah dan basa lemah. Contohnya adalah campuran antara CH3COOh
dengan NH4OH. Garam dapat menghidrolisis sebagian yang apabila
terurai dalam air hanya sebagian ion-ion yang dapat mengganggu kesetimbangan
air. Hidrolisis sebagian terdiri dari asam kuat dan basa lemah atau asam lemah
dan basa kuat. Contohnya pada percobaan ini yang termasuk hidrolisis sebagian
adalah
Download File
campuran antara NH4Cl dan campuran antara NaOH dengan CH3COOH
menjadi CH3COONa. Sednagkan garam tidak dapat menghidrollisis, yang
apabila terurai dalam air membentuk ion tetapi tidak dapat mengganggu
kesetimbangan air, yaitu yang terdiri dari asam kuat dan basa kuat. Contohnya
pada percobaan ini adalah campuran antara NaOH dan HCl menjadi NaCl.
V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari percobaan ini
adlah :
1.
Prinsip kerja dari larutan penyangga
adalah dapat mempertahankan pH, meskipun ditambahkan sedikit asam atau basa
ataupun pengenceran.
2.
Larutan penyangga asam terdiri dari
campuran asam lemah dan garamnya yang berasal dari basa kuat.
3.
Larutan penyangga basa terdiri dari
campuran antara basa lemah dan garamnya yang berasal dari asam kuat.
4.
Garam dapat menghidrolisis sempurna yang
apabila terurai dalam air maka ion-ionnya akan mengganggu kesetimbangan air.
5.
Garam dapat menghidrolisis sebagian yang
apabila terurai dalam air hanya sebagian ion-ion yang dapat mengganggu
kesetimbangan air.
Download File
6.
garam tidak dapat menghidrollisis, yang
apabila terurai dalam air membentuk ion tetapi tidak dapat mengganggu
kesetimbangan air.
DAFTAR PUSTAKA
Michael,
Purba. 2000. Kimia Jilid 2. Jakarta :
Erlangga
Rahmat.
2005. Kimia. Jakarta : Grafindo Media
Pratama
Sunarya.
2001. Kimia Dasar. Bandung : ITB
S.
Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung
: ITB Press
Mantab
ReplyDeleteMakasi sip
ReplyDelete