(Laporan Praktikum Kimia Dasar II)
Oleh
Zelda Amini
1513023006
LABORATORIUM PEMBELAJARAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
LEMBAR PENGESAHAN
Judul
Percobaan : Tingkat Reaksi Kimis
Tanggal
Percobaan : 19 April 2016
Tempat
Percobaan : Laboratorium
Pembelajaran Kimia
Nama : Zelda Amini
NPM : 1513023006
Fakultas
: Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Jurusan : Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam
Program
Studi : Pendidikan Kimia
Kelompok
: 4 (Empat)
Bandar Lampung, 19 April 2016
Mengetahui,
Asisten
I. PENDAHULUAN
Download File lengkapnya disini....Download File lengkapnya disini....Download File lengkapnya disini....
1.1 Latar
Belakang
Dalam ilmu kimia tingkat reaksi sangat
berhubungan dengan stoikiometri sebagai tahap penentu reaksinya. Hanya saja,
jarang sekali tahap penentu reaksi ini dicerminkan oleh persamaan reaksi secara
keseluruhan. Untuk suatu reaksi tingkat pertama, laju reaksi sebanding dengan
konsentrasi zat yang sedang bereaksi.
Laju reaksi kedua berarti kecepatan reaksi
bergantung pada dua suhu konsentrasi. Maksud laju reaksi sebanding dengan
kebalikan waktu dan sebanding dengan konsentrasi pangkat n. Maka, reaksi
tingkat satu, alurnya kebalikan waktu terhadap laju konsentrasi menghasilkan
garis lurus. Sedangkan reaksi tingkat dua alur kebalikan waktu terhadap kuadrat
konsentrasi dan memahami lebih lanjut tentang tingkat suatu reaksi pada reaksi
kimia. Maka, dilakukanlah percobaan mengenai tingkat reaksi kimia yang terbagi
menjadi beberapa orde yaitu orde nol, orde pertama, dan orde kedua.
1.2 Tujuan
Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah
setelah melakukan percobaan mahasiswa diharapkan dapat menentukan tingkat suatu
reaksi kimia.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
Hukum laju ialah suatu pernyataan
matematis yang menghubungkan laju reaksi terhadap konstanta laju dan
konsentrasi reaktan pangkat suatu angka. Konstanta laju k untuk reaksi hanya
dipengaruhi oleh suhu. Orde reaksi keseluruhan ialah jumlah pangkat dari
konsentrasi reaktan yang muncul dalam hukum laju.
Hukum laju dan orde reaksi tidak dapat
ditentukan dari stoikiometri persamaan keseluruhan suatu reaksi. Keduanya harus
ditentukan lewat percobaan. Waktu paruh reaksi (waktu yang dipengaruhi dan
diperlukan agar konsentrasi reaktan turun menjadi setengahnya) dapat digunakan
untuk menentukan konstanta laju dari reaksi orde pertama (Chang, 2006).
Laju reaksi menyatakan ukuran kelajuan
berlangsungnya reaksi kimia. Laju reaksi dapat ditentukan dengan mengukur laju
berkurangnya salah satu pereaksi atau laju tertebentuknya salah satu produk.
Satu reaksi dapat dikendalikan dengan mengukur berbagai faktor luar seperti
ukuran zat padat, konsentrasi, suhu, dan katalisator. Reaksi-reaksi gas juga
dipengaruuhi oleh tekanan laju reaksu dapat dipercepat dengan cara sebagai berikut
:
1.
Memperbesar konsentrasi pereaksi
2.
Menaikkan suhu
3.
Memperkecil ukuran zat padat
4.
Menggunakan katalisator (Sutresna,
2001).
Pangkat-pangkat dalam persamaan laju
reaksi dinamakan orde reaksi. Bila m = 1, reaksi merupakan prde pertama
terhadap A. Bila m= 2, reaksi merupakan reaksi orde kedua terhadap B dan
seterusnya. Total jumlah m + n …… merupakan orde reaksi total. Laju reaksi bisa
dinyatakan dalam satuan mol per liter, per detik (satuan waktu). Misalnya mol.L-1
atau men-1. Satuan k tergantung dari orde reaksi (Syukri, 1999).
Kadang-kadang laju reaksi tidak
bergantung pada pereaksi sama sekali. Keadaan ini akan terlihat bahwa beberapa
perubagan mengatur laju reaksi misalnya cahaya yang intensitasnya dalam suatu
reaksi fotokimia atau tersedianya enzim dalam reaksi katalis oleh enzim. Pada
reaksi kimia demikian maka reaksi akan bereaksi langsung dengan laju yang
tetap.
Laju reaksi tetap, masing-masing pangkat
adalah nol sehingga reaksi orde nol dan satuan k = satuan lajunya. Laju reaksi
ditunjuk oleh garis tengah grafik konsentrasi pereaksi sebagai fungsi waktu
karena reaksi orde nol lajunya tetap dan hanya ada satu garis tengah sehingga
grafiknya garis lurus. Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu
pereaksinya apabila perubahan konsentrasi pereaksi tersebut tidak memengaruhi
laju reaksi. Orde satu dan orde dua jika pereaksinya berbanding lurus atau
pangkat kuadrat dari konsentrasinya (Petrucci, 1987).
III. PROSEDUR
PERCOBAAN
3.1 Alat
dan bahan
Adapun
alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas kimia 50 ml ssebanyak
2 buah, tabung ukur 100 ml, tabung ukur 10 ml, dan stopwatch.
Sedangkan
bahan yang digunakan adalah larutan asam klorida 3M dan larutan natrium
tiosulfat 0,25 M, dan larutan asam klorida 2M.
3.2 Prosedur
Percobaan
Adapun
lagkah-langkah yang dilakukan pada percobaan ini adalah :
1.
Reaksi antara natrium tiosulfat dengan
asam klorida
a. Membuat
campuran dari volume-volume zat pereaksi
b. Mengocok
gelas kimia tersebut agar teraduk
c. Mencatat
waktu muai asam ditambahkan sampai saat timbulnya kekeruhan, karena pengendapan
belerang
d. Mengulangi
percoabaan sesuai tabel 2, dimana volume larutan natrium tiosulfat dibuat tetap
dan volume asam klorida diubah-ubah
e. Mengalurkan
konsentrasi natrium tiosulfat terhadap waktu ; kebalikan dari waktu
f. Menentukan
tingkat reaksi terhadap tiosulfat
2.
Reaksi antara magnesium dan asam klorida
a. Membersihkan
pita magnesium dengan serabut baja
b. Mengencerkan
larutan asam klorida 2 M sampai konsentasinya berubah-ubah. Menuangkan 100 ml
larutan asam dari asam ini dalam labu Erlenmeyer 250 ml
c. Memasukkan
pita magnesium sepanjang 2 cm ke dalam labu Erlenmeyer dan segera contohnya
d. Menggoyang
– goyangkan labu Erlenmeyer
e. Menghentikan
stopwatch setelah Mg larut total
f. Mengulangi
percobaan dengan memasukkan pita magnesium yang lain ke dalam larutan yang sama
g. Mencatat
hasil percobaan dari 8 konsentrasi larutan asam
h. Mengalurkan
pada kertas grafik laju reaksi terhadap konsentrasi asam, laju reaksi terhadap
kuadrat asam
IV.
PEMBAHASAN
Tingkat reaksi kimia atau orde reaksi
kimia terbagi menjadi tiga yaitu orde nol, orde satu, dan orde dua. Suatu
reaksi dikatakan berorde nol terhadap reaksi salah satu pereaksinya jika
perbuhan konsentrasi pereaksi tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Secara grafik,
pengaruh perubahan konsentrasi pereaksi yang berorde nol terhadap laju reaksi
adalah perbandingan antara konsentrasi pereaksi dengan waktu. Suatu reaksi
dikatakan berorde satu terhadap salah satu pereaksi, jika laju reaksi sebanding
lurus dengan perubahan konsentrasi pereaksi tersebut. Namun, jika konsentrasi
pereaksi tersebut dilipatduakan maka laju reaksinya akan menjadi dua kali
lipatnya. Suatu reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksi, jika
laju reaksi merupakan pangkat dua dari perubahan konsentrasi pereaksi itu. Jika
konsentrasi pereaksi dilipatduakan maka laju reaksi menjadi 22 atau
empat kali lebih besar. Orde dua ditentukan dari 1/ konsentrasi pereaksi
terhadap waktu.
Pada reaksi antara magnesium dengan asam
klorida jika pita Mg 2 cm diganti 4 cm maka kemungkinan besar laju reaksi nya
akan semakin lama karena waktu yang dibuutuhkan Mg untuk habis beraksi semakin
lama sehingga waktu yang didapat semakin besar. Sementara hubungan laju reaksi
dengan konsentrasi asam pada campuran pita Mg dan HCl adalah semakin besar
konsentrasi maka semakin cepat reaksi berlangsung, sehingga laju reaksi yang
diperoleh semakin besar. Pada percobaan reaksi antara magnesium dan asam
klorida penyebab pemasukkan pita Mg untuk kedua kalinya dalam larutan yang
sama namun berbeda konsentrasi adalah
karena pita Mg dalam percobaan kali ini berperan sebagai variabel control yang
variabel-variabel nya memang sengaja dipertahankan.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1.
Suatu reaksi dikatakan berorde nol
apabila perubahan konsentrasi pereaksi tidak memengaruhi laju reaksi
2.
Suatu reaksi dikatakan berorde satu
apabila laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi itu
3.
Suatu reaksi dikatakan berorde dua apabila
laju reaksi pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu
4.
Jika larutan pereaksi memiliki
konsentrasi yang semakin tinggi maka laju reaksi juka akan semakin cepat
kecuali untuk orde nol
5.
Pada percobaan natrium tiosulfat dan
asam klorida, tingkat reaksi Na2S2O3 ialah
orde pertama dan tingkat reaksi HCl yaitu orde nol
6.
Pada percobaan magnesium dan asam
klorida, menunjukkan bahwa tingkat reaksi HCl adalah orde dua
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2006. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 2. Jakarata : Erlangga
Petrucci. 1987. Kimia
Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta : Erlangga
Sutresna, Nana. 2002. Kimia Terpadu. Bandung : Grafindo
Syukri, S. 1999. Kimia
Dasar 2. Bandung : ITB
makasih kk, Sangat membantu.
ReplyDeleteYuk gabung di https://github.com/muhammadarisyaputra/Laporan-Praktikum-6-1
ReplyDeleteGood post
ReplyDeletegretat
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
Delete