GRAVIMETRI
(Laporan Praktikum
Dasar-Dasar Kimia Analitik)
Oleh
Zelda Amini
1513023006
LABORATORIUM
PEMBELAJARAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
Judul Percobaan : Gravimetri
Tempat Percobaan : Laboratorium Pembelajaran Kimia
Tanggal Percobaan : 18
Mei 2017
Nama : Zelda
Amini
NPM :
1513023006
Fakultas : Keguruan Ilmu Pendidikan
Jurusan : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam
Program Studi : Pendidikan Kimia
Kelompok : 2 (Dua)
Bandar
Lampung, 18 Mei
2017
Mengetahui,
Asisten
Maisaroh
NPM.
1413023034
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam ilmu kimia, kita sering sekali melakukan
analisis terhadap suatu cuplikan. Baik analisis untuk mengetahui zat yang
terkandung ataupun kadar yang terkandung dalam suatu cuplikan. Baik itu
analisis kimia kualitatif maupun analisis kuantitatif. Analisis kimia
kuantitatif digunakan untuk menentukan berapa kadar yang terkandung dalam suatu
cuplikan. Salah satu analisis kimia
kuantitatif yang paling sering digunakan dan umumnya lebih mudah dan akurat
penentuannya adalah analisis gravimetri.
Analisis gravimetri didasarkan pada pengukuran berat
suatu cuplikan. Analisis gravimetri dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu
salah satunya tahap pengukuran.Tahap pengukuran analisis gravimetri adalah pengukuran perat atau dilakukan dengan cara penimbangan. Penimbangan tersebut dilakukan setelah analit dipisahkan dari komponen-komponen lain dalam sampel maupun pelarutnya.Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai analisis gravimetri, maka dilakukanlah percobaan ini.
1.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan pada percobaan ini adalah :
Memahami prinsip dasar analisis kuantitatif secara gravimetri.
Menentukan kadar Cu sebagai CuO dalam cuplikan dengan cara gravimetri.
TINJAUAN PUSTAKA
Analisis gravimetri adalah proses
isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar
dari penentuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau
radikal ke senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang
dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur dihitung berdasarkan rumus senyawa
dan berat atom unsur-unsur yang menyusunnya. Pemisahan unsur-unsur atau senyawa
yang dikandung dilakukan dengan beberapa cara, seperti: metode penguapan,
metode elektroanalisis, atau berbagai macam metode lainnya. Pengendapan dilakukan
sedemikian rupa sehingga memudahkan proses pemisahannya, misal: Ag diendapkan
sebagai AgCl, dikeringkan pada 130ºC, kemudian ditimbang sebagai AgCl atau Zn
diendapkan sebagai Zn (NH4)PO4.6H2O, selanjutnya
dibakar dan ditimbang sebagai Zn2P2O7. Aspek yang
penting dan perlu diperhatikan pada metode tersebut adalah endapannya mempunyai
kelarutan yang kecil sekali dan dapat dipisahkan secara filtrasi. Kedua, sifat
fisik endapan sedemikian rupa sehingga mudah dipisahkan dari larutannya dengan
filtrasi, dapat dicuci untuk menghilangkan pengotor, ukuran partikelnya cukup
besar, serta endapan dapat diubah menjadi zat murni dengan komposisi kimia tertentu
(Khopkar, 2008).
Gravimetri merupakan penetapan kuantitas atau jumlah sampel melalui prhitungan berat zat. Sehingga dalam gravimetri produk harus selalu dalam bentuk padatan (solid). Alat utama dalam gravimetri adalah timbangan dengan tingkat ketelitian yang baik. Dalam reaksi pembentukan, di mana deposit merupakan sampel yang akan dianalisis, maka dengan cermat kita dapat memisahkan dari zat-zat lain yang juga mengendap. Pencucian deposit merupakan tahap selanjutnya, proses pencucian umumnya dilakukan dengan menyaring hasil yang dilakukan dengan membilasnya dengan udara. Tahap akhir dari ini adalah memurnikan deposit, dengan cara menguapkan zat pelarut atau udara yang masih ada dalam sampel, pemanasan atau proses pengeringan dalam oven lazim dilakukan. Akhirnya penimbangan sampel dapat dilakukan dan hasil penimbangan adalah kualitas sampel yang dianalisis (Zulfikar, 2010).
Metode Gravimetri untuk analisis berdasarkan pada stoikiometri reaksi, yang secara umum dinyatakan dengan persamaan:
a A + p P → A a P p
“a” adalah koefisien reaksi setara
dari reaktan analit (A), “p” adalah koefisien reaksi setara dari reaktan
pengendap (P) dan AaPp adalah rumus molekul dari zat kimia hasil reaksi yang
tergolong sulit larut (mengendap) yang dapat ditentukan beratnya dengan tepat
setelah proses pencucian dan pengeringan.
Penambahan reaktan pengandap P
umumnya dilakukan secara berlebih agar dicapai pengendapan yang sempurna.Pengendapan ion Ca2+ dengan
menggunakan reaktan pengendap ion oksalat C2O42- dapat dinyatakan dengan persamaan
reaksi berikut:
1. Reaksi yang menyertai
pengendapan= Ca2+ + C2O42- → CaC2O4 (s)
2. Reaksi yang menyertai
pengeringan= CaC2O (s) → CaO (s) + CO2 (g) + CO(g)
Agar pengendapan kuantitas analit
dalam metode gravimetri mencapai hasil yang mendeteksi nilai yang sebenarnya,
harus dipenuhi dua kriteria berikut: 1) proses pemisahan atau pengendapan
analit dari komponen lainnya berlangsung sempurna; 2) endapan analit yang
dihasilkan diketahui dengan tepat komposisinya dan memiliki tingkat kemurnian
yang tinggi, tidak bercampur dengan zat pengotor (Ibnu, 2004).
Dalam gravimetri, endapan biasanya
dikumpulkan dengan penyaringan cairan induknya melalui kertas saring atau alat
penyaring kaca masir. Kertas saring yang digunakan dalam gravimetri terbuat
dari selulosa yang sangat murni sehingga jika dibakar hanya meninggalkan sisa
abu sangat sedikit. Selain dengan penyaringan, endapan dapat pula dipisahkan
dengan cara pengenap-tuangan. Dengan cara ini, endapan yang berada dalam cairan
induknya diendapkan beberapa saat, kemudian cairan bagian atasnya dituangkan
kedalam wadah lain. Pekerjaan ini dilakukan berulang-ulang sampai semua cairan
terpisah dari endapan (Rivai, 1995).
Adapun
alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah 2 buah gelas kimia 400 ml, 2
buah kaki tiga, 2 buah kasa asbes, 2 buah corong, 2 buah statif corong, 2 buah
cawan porselen, 1 buah tang krus, 1 buah pipet gondok 25 ml, 1 buah pipet
gondok 10 ml dan 1 buah neraca analitik.
Adapun
bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah kertas saring Whatman No.
1, cuplikan larutan, H2SO4 1 M, NaOH 1 M dan akuades.
Percobaan
ini mengenai gravimetric dilakukan dengan cara memijarkan
gelas kimia, berat yang diperoleh yaitu 29,039 gram. Lalu memasukkan
100 mL larutan cuplikan ke dalam gelas kimia tersebut.
Kemudian menambahkan 20 tetes H2SO4, hasilnya yaitu menjadi larutan yang bening sedikit
kebiruan dan
kemudian menambahkan beberapa
tetes NaOH sampai
NaOH tidak mengeruhkan bagian permukaan larutan lagi. Saat
penambahan NaOH terbentuk endapan berwarna hijau
pekat.
Setelah itu, campuran ini
dipanaskan sampai terjadi perubahan warna menjadi hitam. Selain itu melakukan juga penimbangan kertas saring dan diperoleh
masssa nya sebesar 1.0248
gram. Kemudian campuran tadi disaring dengan kertas saring yang sudah diketahui
masanya hasilnya terdpat endapan
hitam dan filtrat bening. Kemudian endpan dicuci dengan
aquades. Lalu kertas saring dan endapan tersebut dipanaskan, didinginkan, dan
ditimbang. Diperoleh berat kertas saring + endapan yaitu 2,15 gram. Sehingga berat endapan yaitu sebesar 1,13 gram
(Diperoleh dari berat kertas saring + endapan dikurangi berat kertas saring).
Seharusnya pemanasan, pendinginan, dan penimbangan dilakukan 2 kali. Namun
perlakuan kedua tidak dilakukan.
Pada
percobaan ini dilakukan penambahan
H2SO4 agar mencegah hidrolisis ion Cu2+ dan sebagai pemberi suasana asam. Kemudian penambahan NaOH untuk
mengendapkan ion Cu2+, digunakan basa kuat karena bila dengan basa
lemah yang terbentuk bukan endapan melainkan senyawa kompleks. Dilakukan juga perlakuan pemanasan
gelas kimia kosong agar diperoleh berat yang konstan. Pemanasan campuran agar
diperoleh endapan yang lebih stabil. Penyaringan dilakukan untuk memisahkan
endapan yang terbentuk dengan filtratnya. Pemanasan pendinginan dan penimbangan
untuk mendapatkan massa CuO yang terbentuk dalam reaksi.
Adapun
reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah :
1) Reaksi
pada saat penambahan NaOH

↓biru
2) Reaksi
pada saat pemanasan

↓hitam
Dari
perhitungan yang telah dilakukan
berdasarkan hasil percobaan, diperoleh % Cu dalam larutan sampel sebesar 194,7%, sedangkan
berdasarkan teori yaitu % Cu sebesar 25.46%. Hal ini menunjukkan
bahwa hasil percobaan belum sesuai
dengan teori yang ada.
Gravimetri
merupakan penetapan kuantitas atau jumlah sampel melalui prhitungan berat zat.
Sehingga dalam gravimetri produk harus selalu dalam bentuk padatan (solid).
Alat utama dalam gravimetri adalah timbangan dengan tingkat ketelitian yang
baik. Dalam reaksi pembentukan endapan, dimana endapan merupakan sampel yang
akan dianalisis, maka dengan cermat kita dapat memisahkan endapan dari zat-zat
lain yang juga turut mengendap. Pencucian endapan merupakan tahap selanjutnya,
proses pencucian umumnya dilakukan dengan menyaring endapan, dilakukan dengan
membilasnya dengan air. Tahap akhir dari proses ini adalah memurnikan endapan,
dengan cara menguapkan zat pelarut atau air yang masih ada di dalam sampel,
pemanasan atau pengeringan dalam oven lazim dilakukan. Akhirnya penimbangan
sampel dapat dilakukan dan hasil penimbangan adalah kualitas sampel yang
dianalisis.
Analisis
kuantitatif adalah analisis kimia yang digunakan untuk mencari berapa jumlah
suatu zat (massa, volume,
mol dsb) dengan cara pengukuran setalah di lakukan pemisahan.
Pada percobaan ini terjadi kesalahan yaitu % Cu dari hasil percobaan yang belum sesuai dengan
teori yang ada. Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya ketelitian
praktikan dalam melakukan penimbangan.
V. KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai berikut
1.
Penambahan NaOH pada
larutan cuplikan menghasilkan endapan
berwarna hijau pekat dan
ketika dipanaska berubah menjadi hitam
2. Massa Cu (endapan hitam) yang diperoleh adalah sebesar
1,13 gram
3. %
Cu dalam sampel berdasar
percobaan adalah 194,7 %
4. %
Cu dalam CuSO4.5H2O berdasarkan teori adalah 25,46 %
5. Ketidaksesuaian
hasil percobaan dengan
teori kemungkinan disebabkan karena
kurangnya ketelitian praktikan dalam melakukan penimbangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ibnu, M. Sodiq dkk. 2004. Kimia Analitik. Malang: Universitas Negeri Malang.
Khopkar, S. M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia.
Rivai, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: Universitas Indonesia.
LAMPIRAN
PERTANYAAN
1. Jelaskan
prinsip dasar dari anaisis cara gravimetri
Jawab : pengukuran masssa dengan
cara penimbangan
2. Tuliskan
reaksi yang terjadi pada percobaan
Jawab :
a. Reaksi
pada saat penambahan NaOH

↓biru
b. Reaksi
pada saat pemanasan

↓hitam
Sip mantao
ReplyDeleteDownload ebook florey full 1-38 volume pdf
ReplyDeleteDownload ebooks florey Analytical Profiles of Drug Substances and Excipients Full Volume Pdf
Terimakasih telah berkunjung di web zeldaamini.blogspot.com
ReplyDeleteSemoga blog ini dapat terus berinovasi untuk selalu memberikan informasi yang kamu butuhkan:)