Monday 23 January 2017

Laporan Praktikum TINGKAT REAKSI KIMIA - Kimia Dasar


TINGKAT REAKSI KIMIA
 (Laporan Praktikum Kimia Dasar II)




Oleh
Zelda Amini
1513023006








LABORATORIUM PEMBELAJARAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016



LEMBAR PENGESAHAN

Judul Percobaan          : Tingkat Reaksi Kimis

Tanggal Percobaan      : 19 April 2016

Tempat Percobaan       : Laboratorium Pembelajaran Kimia

Nama                           : Zelda Amini

NPM                           : 1513023006

Fakultas                       : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Jurusan                        : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Program Studi             : Pendidikan Kimia

Kelompok                   : 4 (Empat)


Bandar Lampung, 19 April 2016       
Mengetahui,                                       
Asisten                                               


  


I.       PENDAHULUAN
                                 
1.1  Latar Belakang

Dalam ilmu kimia tingkat reaksi sangat berhubungan dengan stoikiometri sebagai tahap penentu reaksinya. Hanya saja, jarang sekali tahap penentu reaksi ini dicerminkan oleh persamaan reaksi secara keseluruhan. Untuk suatu reaksi tingkat pertama, laju reaksi sebanding dengan konsentrasi zat yang sedang bereaksi.

Laju reaksi kedua berarti kecepatan reaksi bergantung pada dua suhu konsentrasi. Maksud laju reaksi sebanding dengan kebalikan waktu dan sebanding dengan konsentrasi pangkat n. Maka, reaksi tingkat satu, alurnya kebalikan waktu terhadap laju konsentrasi menghasilkan garis lurus. Sedangkan reaksi tingkat dua alur kebalikan waktu terhadap kuadrat konsentrasi dan memahami lebih lanjut tentang tingkat suatu reaksi pada reaksi kimia. Maka, dilakukanlah percobaan mengenai tingkat reaksi kimia yang terbagi menjadi beberapa orde yaitu orde nol, orde pertama, dan orde kedua.

1.2  Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah setelah melakukan percobaan mahasiswa diharapkan dapat menentukan tingkat suatu reaksi kimia.



II.    TINJAUAN PUSTAKA


Hukum laju ialah suatu pernyataan matematis yang menghubungkan laju reaksi terhadap konstanta laju dan konsentrasi reaktan pangkat suatu angka. Konstanta laju k untuk reaksi hanya dipengaruhi oleh suhu. Orde reaksi keseluruhan ialah jumlah pangkat dari konsentrasi reaktan yang muncul dalam hukum laju.

Hukum laju dan orde reaksi tidak dapat ditentukan dari stoikiometri persamaan keseluruhan suatu reaksi. Keduanya harus ditentukan lewat percobaan. Waktu paruh reaksi (waktu yang dipengaruhi dan diperlukan agar konsentrasi reaktan turun menjadi setengahnya) dapat digunakan untuk menentukan konstanta laju dari reaksi orde pertama (Chang, 2006).

Laju reaksi menyatakan ukuran kelajuan berlangsungnya reaksi kimia. Laju reaksi dapat ditentukan dengan mengukur laju berkurangnya salah satu pereaksi atau laju tertebentuknya salah satu produk. Satu reaksi dapat dikendalikan dengan mengukur berbagai faktor luar seperti ukuran zat padat, konsentrasi, suhu, dan katalisator. Reaksi-reaksi gas juga dipengaruuhi oleh tekanan laju reaksu dapat dipercepat dengan cara sebagai berikut :
1.      Memperbesar konsentrasi pereaksi
2.      Menaikkan suhu
3.      Memperkecil ukuran zat padat
4.      Menggunakan katalisator (Sutresna, 2001).

Pangkat-pangkat dalam persamaan laju reaksi dinamakan orde reaksi. Bila m = 1, reaksi merupakan prde pertama terhadap A. Bila m= 2, reaksi merupakan reaksi orde kedua terhadap B dan seterusnya. Total jumlah m + n …… merupakan orde reaksi total. Laju reaksi bisa dinyatakan dalam satuan mol per liter, per detik (satuan waktu). Misalnya mol.L-1 atau men-1. Satuan k tergantung dari orde reaksi (Syukri, 1999).
Kadang-kadang laju reaksi tidak bergantung pada pereaksi sama sekali. Keadaan ini akan terlihat bahwa beberapa perubagan mengatur laju reaksi misalnya cahaya yang intensitasnya dalam suatu reaksi fotokimia atau tersedianya enzim dalam reaksi katalis oleh enzim. Pada reaksi kimia demikian maka reaksi akan bereaksi langsung dengan laju yang tetap.
Laju reaksi tetap, masing-masing pangkat adalah nol sehingga reaksi orde nol dan satuan k = satuan lajunya. Laju reaksi ditunjuk oleh garis tengah grafik konsentrasi pereaksi sebagai fungsi waktu karena reaksi orde nol lajunya tetap dan hanya ada satu garis tengah sehingga grafiknya garis lurus. Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu pereaksinya apabila perubahan konsentrasi pereaksi tersebut tidak memengaruhi laju reaksi. Orde satu dan orde dua jika pereaksinya berbanding lurus atau pangkat kuadrat dari konsentrasinya (Petrucci, 1987).




III. PROSEDUR PERCOBAAN


3.1  Alat dan bahan

Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas kimia 50 ml ssebanyak 2 buah, tabung ukur 100 ml, tabung ukur 10 ml, dan stopwatch.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah larutan asam klorida 3M dan larutan natrium tiosulfat 0,25 M, dan larutan asam klorida 2M.

3.2  Prosedur Percobaan

Adapun lagkah-langkah yang dilakukan pada percobaan ini adalah :
1.      Reaksi antara natrium tiosulfat dengan asam klorida
a.       Membuat campuran dari volume-volume zat pereaksi
b.      Mengocok gelas kimia tersebut agar teraduk
c.       Mencatat waktu muai asam ditambahkan sampai saat timbulnya kekeruhan, karena pengendapan belerang
d.      Mengulangi percoabaan sesuai tabel 2, dimana volume larutan natrium tiosulfat dibuat tetap dan volume asam klorida diubah-ubah
e.       Mengalurkan konsentrasi natrium tiosulfat terhadap waktu ; kebalikan dari waktu
f.       Menentukan tingkat reaksi terhadap tiosulfat


2.      Reaksi antara magnesium dan asam klorida
a.       Membersihkan pita magnesium dengan serabut baja
b.      Mengencerkan larutan asam klorida 2 M sampai konsentasinya berubah-ubah. Menuangkan 100 ml larutan asam dari asam ini dalam labu Erlenmeyer 250 ml
c.       Memasukkan pita magnesium sepanjang 2 cm ke dalam labu Erlenmeyer dan segera contohnya
d.      Menggoyang – goyangkan labu Erlenmeyer
e.       Menghentikan stopwatch setelah Mg larut total
f.       Mengulangi percobaan dengan memasukkan pita magnesium yang lain ke dalam larutan yang sama
g.      Mencatat hasil percobaan dari 8 konsentrasi larutan asam
h.      Mengalurkan pada kertas grafik laju reaksi terhadap konsentrasi asam, laju reaksi terhadap kuadrat asam

IV. PEMBAHASAN

Tingkat reaksi kimia atau orde reaksi kimia terbagi menjadi tiga yaitu orde nol, orde satu, dan orde dua. Suatu reaksi dikatakan berorde nol terhadap reaksi salah satu pereaksinya jika perbuhan konsentrasi pereaksi tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Secara grafik, pengaruh perubahan konsentrasi pereaksi yang berorde nol terhadap laju reaksi adalah perbandingan antara konsentrasi pereaksi dengan waktu. Suatu reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu pereaksi, jika laju reaksi sebanding lurus dengan perubahan konsentrasi pereaksi tersebut. Namun, jika konsentrasi pereaksi tersebut dilipatduakan maka laju reaksinya akan menjadi dua kali lipatnya. Suatu reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksi, jika laju reaksi merupakan pangkat dua dari perubahan konsentrasi pereaksi itu. Jika konsentrasi pereaksi dilipatduakan maka laju reaksi menjadi 22 atau empat kali lebih besar. Orde dua ditentukan dari 1/ konsentrasi pereaksi terhadap waktu.
Pada reaksi antara magnesium dengan asam klorida jika pita Mg 2 cm diganti 4 cm maka kemungkinan besar laju reaksi nya akan semakin lama karena waktu yang dibuutuhkan Mg untuk habis beraksi semakin lama sehingga waktu yang didapat semakin besar. Sementara hubungan laju reaksi dengan konsentrasi asam pada campuran pita Mg dan HCl adalah semakin besar konsentrasi maka semakin cepat reaksi berlangsung, sehingga laju reaksi yang diperoleh semakin besar. Pada percobaan reaksi antara magnesium dan asam klorida penyebab pemasukkan pita Mg untuk kedua kalinya dalam larutan yang sama  namun berbeda konsentrasi adalah karena pita Mg dalam percobaan kali ini berperan sebagai variabel control yang variabel-variabel nya memang sengaja dipertahankan.



V.    KESIMPULAN


Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.      Suatu reaksi dikatakan berorde nol apabila perubahan konsentrasi pereaksi tidak memengaruhi laju reaksi
2.      Suatu reaksi dikatakan berorde satu apabila laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi itu
3.      Suatu reaksi dikatakan berorde dua apabila laju reaksi pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu
4.      Jika larutan pereaksi memiliki konsentrasi yang semakin tinggi maka laju reaksi juka akan semakin cepat kecuali untuk orde nol
5.      Pada percobaan natrium tiosulfat dan asam klorida, tingkat reaksi Na2S2O3 ialah orde pertama dan tingkat reaksi HCl yaitu orde nol
6.      Pada percobaan magnesium dan asam klorida, menunjukkan bahwa tingkat reaksi HCl adalah orde dua


DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2006. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 2. Jakarata : Erlangga

Petrucci. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta : Erlangga

Sutresna, Nana. 2002. Kimia Terpadu. Bandung : Grafindo

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung : ITB

5 comments:

  1. makasih kk, Sangat membantu.

    ReplyDelete
  2. Yuk gabung di https://github.com/muhammadarisyaputra/Laporan-Praktikum-6-1

    ReplyDelete
  3. Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete