PEMERIKSAAN
KATION DALAM LARUTAN SAMPEL UNKNOWN
(Laporan Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik)
Oleh
Zelda Amini
1513023006
LABORATORIUM
PEMBELAJARAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
Judul Percobaan : Pemeriksaan
Kation dalam Larutan Sampel Unknown
Tempat Percobaan : Laboratorium Pembelajaran Kimia
Tanggal Percobaan : 5
Juni 2017
Nama : Zelda
Amini
NPM :
1513023006
Fakultas : Keguruan Ilmu Pendidikan
Jurusan : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam
Program Studi : Pendidikan Kimia
Kelompok : 2 (Dua)
Bandar
Lampung, 5 Juni
2017
Mengetahui,
Asisten
NPM.
14130230
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti mengkonsumsi makanan dan
minuman sebagai pemenuh kebutuhan fisik. Setiap makanan yang kita makan
nantinya akan masuk ke sistem-sistem yang ada dalam tubuh kita dalam bentuk
ion-ion. Ion-ion tersebut berupa kation dan anion. Baik kation maupun anion
dapat di analisis melalui analisis kimia
Ion-ion dapat diidentifikasi dengan menggunakan
satu atau lebih reaksi kimia yang karakteristik atau spesifik. Identifikasi kation didasarkan pada perbedaan kelarutan
dari klorida, sulfida dan karbonat tersebut.
Kation-kation diklasifikasikan dalam 5 golongan. Klasifikasi
ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini
dengan membentuk endapan atau tidak.
Misalnya dalam suatu sampel yang yang tidak diketahui akan diperiksa kation
yang terkandung di dalamnya. Untuk mengetahui sampel apakah tersebut, maka
perlu dilakukan pemeriksaan pendahuluan, seperti uji nyala, warna ion dalam
larutan ataupun melalui reaksi kimia dan lain sebagainya. Bila beberapa ion ada
dalam suatu larutan, maka sebelum langkah identifikasi terhadap masing-masing
ion tersebut, harus terlebih dahulu dipisahkan satu persatu dengan menggunakan
reaksi pemisah. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai identifikasi
kation-kation, maka dilakukanlah percobaan ini.
1.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk
menentukan kation-kation golongan I yang terdapat dalam sampel unknown.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Kimia
analisis dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat.
Urusannya adalah unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel.
Sedangkan analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyaknya satu zat
tertentu yang ada dalam sampel. Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang
yang disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif
membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang
terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis
kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis
kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam
sampel atau contoh (Underwood,1993).
Analisa
kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi
kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam
larutan. Reaksi kering ialah sejumlah uji ynag berguna dapat dilakukan dalam
keadaan kering, yakni tanpa melarutkan contoh. Petunjuk untuk operasi semacam
ialah pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji spektroskopi dan uji manik.
Reaksi basah ialah uji yang dibuat dengan zat-zat dalam larutan. Suatu reaksi
diketahui berlangsung dengan terbentuknya endapan, dengan pembebasan gas dan
dengan perubahan warna. Mayoritas reaksi analisis kualitatif dilakukan dengan
cara basah. Dalam
analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti prosedur
kerja yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapkan atau diubah dalam bentuk
suatu larutan. Untuk zat padat kita harus memilih pelarut yang cocok. Ion-ion
pada golongangolongan diendapkan satu per satu, endapan dipisahkan dari larutan
dengan cara disaring atau diputar dengan centrifuge. Untuk tujuan analisis
kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan
berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Dengan memakai
apa yang disebut reagensia golongan secara spesifik, dapat kita tetapkan ada
tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan golongan-golongan
ini dengan pemeriksaan lebih lanjut.
Dalam analisis kimia suatu kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion (kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk satu jenis kation/anion tertentu. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka akan terlihat adanya perubahan-perubahan yang terjadi, misalnya pada permukaan, terjadinya perubahan warna, bau kimia dan timbulnya gas (Svehla, 1985).
Banyak
reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa
kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk kristal atau koloid dan dengan
warna yang berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan penyaringan
atau pun sentrifus. Endapan tersebut jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan
zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi
molar dari larutan jenuhya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi eperti
tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut. Perubahan kelarutan
dengan perubahan tekanan tidak mempunyai arti penting dalam analisa kualitatif,
karena semua pekerjaan dilakukan dalam wadah terbuka pada tekanan atmosfer.
Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan kecuali pada pada
beberapa endapan, seperti kalsium sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan
kelarutan karena uhu ini dapat digunaan sebagai dasar pemisahan kation.
Misalnya, pemisahan kation Ag, Hg(I), dan Pb dapat dilakukan dengan
mengendapkan ketiganya sebagai garam klorida kemudian memisahkan Pb dari Ag dan
Hg(I) dengan memberikan air panas. Kenaikan suhu akan memperbesar kelarutan Pb
sehingga endapan tersebut larut sedngkan kedua kation lainnya tidak. Kelarutan
bergantung juga pada sifat dan konsentrasi bahan lain yang ada dalam campuran
larutan itu. Bahan lain tersebut dikenal dengan ion sekutu dan ion asing.
Umumnya kelarutan endapan berkurang dengan adanya ion sekutu yang berlebih dan
dalam prakteknya ini dilakukan dengan memberikan konsentrasi pereaksi yang
berlebih. Tetapi penambahan pereaksi berlebih ini pada beberapa senyawa
memberikan efek yang sebaliknya yaitu melarutkan endapan (Besari, 1982).
III.
METODELOGI PERCOBAAN
3.1 Alat
dan Bahan
Adapun
alat-alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain 6 buah tabung reaksi, 2
buah tabung sentrifuge,
1 buah bunsen lengkap, 1 buah rak tabung reaksi, 1 buah alat sentrifuge 100-200
rpm.
Sedangkan
bahan-bahan yang pada percobaan ini antara lain AgNO3 0,1 M, HgNO3
0,1 M, (PbNO3)2 0,1 M, HCl 2 M; 1 M, K2CrO4
0,2 M. NH4OH 2 M, HNO3 2 M, H2SO4
0,2 M, SnCl2, alkohol, akuaregia dan akuades.
3.2 Diagram
Alir
·
Endapan yang ada dalam
tabung reaksi dicuci dengan 1 mL air yang mengandung HCl 2 M, tambahkan 2 mL
air, panaskan dalam penangas air dan segera disentrifugasi.
·
Pisahkan
filtrat dengan endapan. Masukkakn filtrat ke dalam dua buah tabung reaksi.
·
Filtart ditambahkan 1
tetes K2CrO4 1 M (terbentuk endapan kuning)
·
Filtrat ditambahkan 1
tetes H2SO4 2 M dan alohol (terbentuk endapan putih)
Menunjukkan adanya Pb2+.
·
Disaring pisahkan
antara filtrat dan endapan.
·
Pada filtrat tambahkan
1 tetes HNO3 2 M (terbentuk endapan putih) menunjukkan adanya Ag+.
·
Pada
endapan, larutkan endapan dengan akuaregia, kisatkan + air + SnCl2
(terbentuk endapan putih, kemudian hitam) menunjukkan adanya Hg22+.
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Adapun hasil dari percobaan ini adalah :
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Sampel + 4 ml HCl (ditetesi)
|
Sampel tak berwarna dan larutan HCl tak berwarna. Setelah HCl
ditambahkan,
terbentuk endapan berwarna putih
|
2.
|
Endapan disaring dengan kertas saring
|
Diperoleh endapan berwarna putih dan filtrat tak
berwarna.
|
3.
|
Endapan + 20 ml aquades lalu dipanaskan
|
Setelah dipanaskan terbentuk endapan abu-abu putih
|
4.
|
Endapan disaring menggunakan kertas saring
|
Diperoleh endapan ke 2 dan filtrat
|
5.
|
Filtrat + 5 tetes K2CrO4 1 M
|
Terbentuk endapan merah bata
|
6.
|
Endapan ke 2 + 4 ml NH4OH 2 M, dipanaskan, lalu disaring
|
Diperoleh filtrat dan terbentuk
endapan berwarna abu-abu yang menunjukkan
adanya Hg22+
|
7.
|
Filtrat + HNO3 2 M sampai terbentuk
endapan putih
|
Tidak terbentuk endapan putih
|
4.2 Pembahasan
Percobaan
kali ini mengenai pemisahan
kation golongan klorida. Percobaan ini dilakukan
dengan cara menambahkan
4 ml HCl pada sampel yang tak berwarna dengan cara ditetesi.
Maka dari perlakuan tersebut terbentuk endapan
berwarna putih. Sehingga
fungsi penambahan HCl tersebut adalah untuk
mengendapkan kation golongan klorida. Kemudian memisahkan endapan tersebut
menggunakan kertas saring. Sehingga
diperoleh endapan dan filtrat. Endapan tersebut
berwarna putih yang menunjukkan
adanya kation golongan I (klorida). Sedangkan filtrat yang diperoleh
mengandung kation golongan II, III, IV, dan V. Reaksi yang terjadi adalah :
Sampel(aq) + HCl(aq) AgCl(s)
+ PbCl2(s) + Hg2Cl2(s).
Kemudian endapan yang diperoleh tersebut ditambahkan
dengan 20 ml aquades lalu memanaskannya pada penangas air sampai
terbentuk endapan. Setelah
dilakukan pemanasan, diperoleh endapan berwarna abu-abu putih.
Selanjutnya memisahkan endapan dan
filtratnya menggunakan kertas saring. Kemudian,
Filtrat yang
diperoleh ditambahkan
dengan 5 tetes K2CrO4
1 M. Dari penambahan K2CrO4 tersebut
terbentuk endapan yang berwarna merah bata. Hal
ini menunjukkan tidak adanya
kation Pb2+ dalam sampel. Karena
fungsi penambahan K2CrO4 adalah
untuk mengidentifikasi kation Pb2+.
Sedangkan endapan yang diperoleh ditambahkan dengan 4 ml NH4OH 2
M dan dipanaskan sampai terbentuk endapan berwarna
abu-abu. Kemudian disaring menggunakan kertas saring dan diperoleh filtrat dan endapan berwarna abu-abu.
Endapan abu-abu tersebut menunjukkan adanya kation
Hg22+. Sehingga penambahan NH4OH
tersebut berfungsi untuk melarutkan Ag+ . Adapun reaksi yang terjadi adalah :
AgCl (s) + 2NH4OH
(aq)
Ag(NH3)2Cl (aq)
+ 2H2O (l)
Hg2Cl2
(s) + 2NH4OH (aq) HgNH2Cl (s)
+ Hg (s) + NH4Cl (aq) + 2H2O (l)
(endapan
abu-abu)
Setelah itu, filtrat yang diperoleh tadi
ditetesi dengan HNO3 sampai
terbentuk endapan putih.
Namun pada percobaan ini, tidak dihasilkan endapan
putih yang berarti bahwa tidak terdapat kation Ag+ dalam
sampel. Karena penambahan HNO3 tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi adanya Ag+ dalam sampel. Adapun reaksi
yang seharusnya terjadi adalah :
Ag(NH3)2+(aq)
+ Cl-(aq) + 2H+(aq)
AgCl(s) + 2NH4+(aq)
(endapan putih)
(endapan putih)
Pada
percobaan ini terdapat kesalahan yaitu seharusnya saat filtrat terakhir
ditetesi HNO3 harusnya
terbentuk endapan putih yang menunjukkan adanya kation Ag+. Hal ini
disebabkan karena HNO3 yang
digunakan pada percobaan memiliki konsentrasi yang terlalu pekat.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percoobaan, maka diperoleh kesimpula sebagai
berikut :
1.
Larutan asam (HCl) dapat mengendapkan kation golongan klorida.
2.
Kation
Hg22+ dapat diidentifikasi
dengan menambahkan NH4OH dan dipanaskan yang ditunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna
abu-abu.
3.
Kation Ag+ dapat
diidentifikasi dengan menambahkan
HNO3 yang ditunjukkan
dengan terbentuknya endapan berwarna putih.
4.
Fungsi penambahan NH4OH
pada percobaan adalah untuk memisahkan Ag+
dengan Hg22+
dengan melarutkan Ag+.
5.
Berdasarkan
hasil percobaan, di dalam sampel terdapat kation Hg22+. Namun seharusnya terdapat juga kation Ag+
DAFTAR PUSTAKA
Besari, Ismail, dkk. 1982. Kimia Organik untuk Universitas Edisi I. Bandung : Armico Bandung.
Shevla, G. 1985. VOGEL : Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian I Edisi V. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka.
Underwood, A.L. 1993. Analisis Kimia Kualitatif Edisi IV. Jakarta : Penerbit Erlangga.///////////////
Makasi ya min
ReplyDeleteTerimakasih telah berkunjung di web zeldaamini.blogspot.com
ReplyDeleteSemoga blog ini dapat terus berinovasi untuk selalu memberikan informasi yang kamu butuhkan:)