PENENTUAN AIR KRISTAL PRUSI (CuSO4.
X H2O)
(Laporan Praktikum Dasar-Dasar
Kimia Analitik)
Oleh
Zelda Amini
1513023006
LABORATORIUM PEMBELAJARAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
Judul
Percobaan : Penentuan Air Kristal
Prusi (CuSO4. X H2O)
Tanggal
Percobaan : 3 April 2017
Tempat
Percobaan : Laboratorium
Pembelajaran Kimia
Nama : Zelda Amini
NPM : 1513023006
Fakultas
: Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Jurusan : Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam
Program
Studi : Pendidikan Kimia
Kelompok
: 2 (Dua)
Bandar
Lampung, 3 April 2017
Mengetahui,
Asisten
Nur
Ngafifah Jamil
NPM
: 1413023047
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam kegiatan laboratorium maupun
di pabrik industri banyak sampel-sampel yang kita gunakan yang perlu kita
ketahui kadar zat yang terkandung di dalamnya. Banyak sekali cara yang dapat
digunakan untuk mengetahui kadar zat dalam suatu sampel. Dalam laboratorium
kita sering menggunakan zat yang berwujud kristal, dimana kristal-kristal yang
digunakan mungkin saja mudah bereaksi dengan air atau mengandung air.
Dalam ilmu kimia, lebih jelasnya di
bidang kimia analitik kita mengenal istilah gravimetri dimana terdapat berbagai
cara untuk menguji zat. Gravimetri ini pada dasarnya merupakan cara untuk
menentukan berapa kadar zat dalam suatu sampel. Dengan gravimetri kita dapat
menentukan kadar zat dengan dua cara, cara langsung ataupun cara tak langsung.
Pada kegiatan laboratorium cara tak langsung adalah cara yang umum digunakan.
Untuk dapat menentukan kadar air dari kristal prusi secara gravimetric,
dilakukanlah percobaan ini.
1.2 Tujuan
Percobaan
Adapuan tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Memahami
prinsip dasar analisis gravimetric
2. Menentukan
kandungan air yang terkandung dalam CuSO4. X H2O
II. TINJAUAN
PUSTAKA
Analisis gravimetri adalah proses
isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar
dari penentuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau
radikal ke senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang
dapat ditimbang dengan teliti.
Berat unsur dihitung berdasarkan rumus
senyawa dan berat atom unsur-unsur yang menyusun senyawa tersebut. Pemisahan
unsur-unsur atau senyawa yang dikandung dilakukan dengan beberapa cara, seperti
metode penguapan, metode elektroanalisis, atau berbagai macam metode lainnya
(Khopkar, 2008).
Gravimetri dapat digunakan untuk
menentukan hampir semua anion dan kation anorganik serta zat-zat netral seperti
air, belerang dioksida, karbondioksida, dan isodium. Selain itu, berbagai macam
senyawa organik pula ditentukan dengan mudah secara gravimetri.
Contoh-contohnya antara lain :
·
Penentuan kadar laktosa dalam susu ;
·
Fenolftalein dalam obat pencahar ;
·
Nikotina dalam pestisida ;
·
Kolestrol dalam biji-bijian dan
benzaldehida dalam buah-buahan tertentu.
Jadi, sebenernya cara gravimetric
merupakan salah satu yang paling banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia
(Vogel, 1990).
Dalam gravimetri, endapan biasanya
dikumpulkan dengan penyaringan cairan induknya melalui kertas saring atau alat
penyaring kaca masir. Kertas saring yang digunakan dalam gravimetri terbuat
dari selulosa yang sangat murni sehingga apabila dibakar hanya akan
meninggalkan sisa abu yang sangat sedikit. Selain dengan penyaringan, endapan
juga dapat dipisahkan dengan cara pengenap-tuangan. Dengan cara ini endapan
yang berada dalam cairan induknya diendapkan beberapa saat. Kemudian cairan
bagian atasnya dituang ke wadah lain. Pekerjaan ini dilakukan berulang-berulang
hingga semua cairan terpisah dari endapan (Rivai, 1995).
Metode gravimetri untuk analisis
kuantitatif didasarkan pada stoikiometri reaksi pengendapan, yang secara umum
dinyatakan dengan persamaan :
aA + pP AaPp
“a” adalah koefisien reaksi setara
dengan analit (A), “p” adalah koefisien reaksi setara dari reaktan pengendap
(p) dan AaPp adalah rumus molekul dari zat kimia hasil reaksi yang tergolong
sulit larut (mengendap) yang dapat ditentukan beratnya dengan tepat setelah
proses pencucian dan pengeringan. Penambahan P berlebih dilakukan agar dicapai
pengendapan yang sempurna.
Agar pengendapan kuantitas analit dalam
metode gravimetri mencapai hasil yang mendeteksi nilai yang sebenarnya, harus
dipenuhi dua kriteria berikut :
1.
Proses pengendapan analit dan komponen
lainnya berlangsung sempurna
2.
Endapan analit yang dihasilkan diketahui
dengan tepat komposisinya dan memiliki tingkat kemurnian tinggi (Ibnu, 2004).
III. METODOLOGI
PERCOBAAN
3.1 Alat
dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan
pada percobaan ini adalah 1 buah cawan porselen, 1 buah pembakar Bunsen, 1 buah
kaki tiga, 1 buah kawat kasa, 1 buah eksikator, dan 1 buah neraca digital.
3.2 Diagram
Alir
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada percobaan
ini adalah :
|
·
Dipijarkan sampai
beratnya konstan
·
Kristal prusi ditimbang sebanyak 2,0
gram
·
Dipanaskan selama 1-2
jam, sampai Kristal terlihat putih
·
|
Dipindahkan ke
·
Didinginkan dan
ditimbang (Dicatat sebagai W1)
·
Dipanaskan kembali selama 30 menit
·
Diulangi kembali prosedur No.4 (Dicatat
sebagai W2)
·
Dipanaskan, didinginkan dan ditimbang
berulang kali sampai selisih dua penimbangan konstan
·
Dihitung air Kristal prusi
·
|
Dihitung % air yang terdapat dalam Kristal prusi
IV.
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASA
4.1 Hasil
Pengamatan
Adapun
hasil dari percobaan ini adalah :
No.
|
Alur
|
Hasil
|
1.
|
Memijarkan gelas kimia sampai berat
konstan
|
Berat gelas kimia konstan
|
2.
|
Menimbang Kristal prusi dalam gelas
kimia
|
Berat Kristal prusi sebesar 0,51 gram
|
3.
|
Memanaskan di atas hot plate 100˚C
selama 15 menit
|
Kristal prusi berubah menjadi berwarna
putih
|
4.
|
Memindahkan ke dalam eksikator selama
5 menit dan di timbang kembali setelah dingin
|
Berat Kristal prusi sebesar 0,522 gram
|
5.
|
Memanaskan kembali dalam hot plate
suhu 100˚C selama 10 menit
|
Warnanya menjadi putih
|
6.
|
Memindahkan ke dalam eksikator selama
5 menit dan di timbang kembali setelah dingin
|
Diperoleh berat Kristal sebesar 0,415
gram
|
7.
|
Menentukan rumus Kristal prusi melalui
perhitungan
|
Rumus Kristal prusi yang diperoleh
adalah CuSO4.5H2O
|
4.2 Perhitungan
Diketahuii : Wo = 0,522
gram
Wn = 0,415 gram
BM air = 18 g/mol
BM Prusi = 249,5 g/mol
Ditanya
: X ?
Jawab
:
(Wo – Wn)/ BM air
X =
Wn/ BM prusi
(0,522 gram – 0,415 gram)/ 18 g/mol
=
0,415 gram/ 249,5 g/mol
0,005
=
0,001
= 5
Rumus Kristal prusi = CuSO4.5H2O
4.3 Pembahasan
Percobaan kali
ini mengenai penentuan air Kristal prusi. Percobaan ini dilakukan dengan cara
memijarkan gelas kimi sampai beratnya konstan. Setelah itu, menimbang Kristal
prusi. Kristal prusi berwarna biru, dan berat penimbangannya yaitu sebesar 0,51
gram. Kemudian Kristal prusi yang berada dalam gelas kimia tersebut dipanaskan
di atas hot plate dengan suhu 100˚C selama 15 menit. Setelah dipanaskan warna
Kristal lama-kelamaan berubah menjadi putih. Setelah itu gelas kimia berisi
Kristal prusi tadi dipindahkan ke dalam eksikator dan didinginkan selama 5
menit dan ditimbang kembali setelah dingin. Berat Kristal prusi setelah
didinginkan adalah sebesar 0,415 gram. Kemudian melakukan perhitungan untuk
memperoleh rumus Kristal prusi dan kadar
airnya. Kadar air yang diperoleh adalah sebesar 5.
Adapun fungsi
perlakuan pada percobaan ini yaitu yang pertama penimbangan untuk mengetahui
berat Kristal sebelum dan sesudah pemanasan dan pendinginan agar dapat
dilakukan perhitungan terhadap kadar air Kristal prusi. Selanjutnya pemanasan
berfungsi untuk mempercepat terjadinya reaksi dan membuat air yang terkandung
dalam Kristal prusi menguap. Lalu melakukan pendinginan terhadap Kristal yang
telah dilakukan pemanasan untuk menstabilkan suhu Kristal. Sebelum gelas kimia
dipakai, dilakukan pemijaran terlebih dahulu untuk menyerap sisa-sisa H2O
yang ada agar gelas kimia yang dipakai benar-benar kering.
Adapun reaksi
yang terjadi pada percobaan ini adalah :
CuSO4. X H2O(s)
CuSO4(s) + X H2O(g)
Biru Putih
Analisa kuantitatif yaitu pekerjaan yang dilakukan untuk untuk
mengetahui kadar suatu senyawa dalam sampel, dapat berupa satuan mol, ataupun
persentase dalam gram. Untuk melakukan analisis kuantitatif
pada prinsipnya didahului dengan analisis kualitatif, sebab tanpa pengetahuan
tentang apa yang ada, tidak masuk akal bila berusaha menentukan berapa yang
ada.
Analisis secara
gravimetri adalah suatu proses pemisahan menjadi elemen atau senyawa tertentu
dari elemen dalam bentuk murni yang memungkinkan dan dihitung berdasarkan
penimbangan berat. Suatu analisis gravimetri
dilakukan apabila kadar analit yang terdapat dalam sampel relatif besar
sehingga dapat diendapkan dan ditimbang. Apabila kadar analit dalam sampel
hanya berupa unsurpelarut, maka metode gravimetri tidak mendapat hasil yang
teliti. Sampel yang dapat dianalisis dengan metode gravimetri dapat berupa
sampel padat maupun sampel cair.
Kristal prusi atau CuSO4·5H2O adalah bentuk pentahidrat dari senyawa tembaga (II) sulfat yang berbentuk Kristal dan berwaran biru terang. CuSO4·5H2O memiliki kerapatan sebesar 2.284 g/cm3, massa molar sebesar 249.70 g/mol. dapat terlarut/ bercampur dengan metanol dengan 10,4 g/L pada suhu 18 °C, namun tidak bercampur/terlarut dengan etanol.
Setelah
dilakukan perhitungan pada hasil percobaan Kristal prusi diperoleh nilai X
sebesar 5. Sehingga rumus senyawa Kristal prusi adalah CuSO4.5H2O. Hasil percobaan dan perhitungan
ini telah sesuai dengan literatur yang ada. Dengan demikian, percobaan kali ini
dapat dikatakan berhasil.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut ini :
1. Kristal
prusi sebelum pemanasan berwarna biru.
2.
Setelah dipanaskan (2 kali pemanasan)
warna Kristal menjadi putih, ini menunjukkan hilangnya kadar air dari Kristal
prusi.
3.
Wo yang diperoleh dari
percobaan ini adalah sebesar 0,522 gram
4.
Wn yang diperoleh dari
percobaan ini adalah sebesar 0,415 gram
5.
Kadar air (X) yang diperoleh dari
perhitungan adalah sebesar 5
6.
Rumus Kristal prusi yang diperoleh dari
percobaan adalah CuSO4.5H2O. Hal ini sudah sesuai dengan literatur yang ada
DAFTAR PUSTAKA
Cokrosarjiwanto. 1997. Kimia Analitik Kualitatif I.
Yogyakarta : UNY Press.
Ibnu, M. Sodiq. 2004. Kimia Analitik. Malang : UNM.
Khopkar, S.M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.
Rivai, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta : UI
Press.
Vogel.
1990. Buku Teks Analisis Anorganik
Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta : PT Kalman Media Pustaka
LAMPIRAN
PERTANYAAN
1.
Jelaskan kenapa cawan porselen musti
kering dikeringkan sebelum digunakan
2.
Jelaskan kenapa langkah
pemijaran/pemanasan, pendinginan, dan penimbangan harus dilakukan berulang kali
Jawab :
1.
Cawan porselen musti dikeringkan dahulu untuk menyerap sisa-sisa H2O
yang ada agar cawan yang dipakai benar-benar kering dan beratnya konstan.
2.
pemijaran/pemanasan, pendinginan, dan penimbangan harus dilakukan berulang kali
untuk mendapatkan selisih dua penimbangan yang konstan dan mendapatkan berat
awal dan berat akhir Kristal untuk penentuan kadar air.
Terimakasih telah berkunjung di web zeldaamini.blogspot.com
ReplyDeleteSemoga blog ini dapat terus berinovasi untuk selalu memberikan informasi yang kamu butuhkan:)